Senin, 29 April 2013

Foto ini adalah puisi

Keceriaan Yang Terkekang

Seperti dalam Cerita

Bertolak Belakang

Hari Yang Cerah 

Yogya di Malam Hari

Pohon yang Lelah

Yogyakarta di Malam Hari adalah Sebuah Puisi


Yogyakarta di Malam Hari adalah Sebuah Puisi

Puisi adalah sejuta arti
Seperti kota Yogya di malam hari
Yang tak pernah sunyi
                     
Kunang-kunang di atas ilalang di  persawahan tepi kota  Yogya  malam hari,
Melukiskan kegaiban yang tersembunyi

Jalan-jalan lenggang di tepi kota Yogya malam hari,
Bukan berbicara tentang laju yang terhenti

Lampu-lampu temaram di tepi kota Yogya malam hari,
Berbinar mengandung seni

Etalase-etalase toko di tepi kota Yogya malam hari,
Walau telah bermimpi, ia bukan berarti tak berpenghuni

Yogya malam hari,
Selalu bercerita banyak tentang hidup ini

Pagar-pagar yang membisu di bawah pohon mangga yang tenang di tepi jalan tepi kota Yogya malam hari,
Tengah menyanyikan lagu elegi

Reklame-reklame yang terpajang tegak di tepi jalan tepi kota Yogya malam hari,
Mengabarkan bahwa di dunia ini tak ada yang abadi

Kusir menaiki delman yang kaki-kakinya tengah menciumi aspal jalan di tepi kota Yogya malam hari,
Mengisahkan  malam yang tidak mati

Pintu-pintu gerbang yang saling berpelukan erat di bawah naungan gapura di pojok jalan tepi kota Yogya malam hari,
Menyiratkan panorama sepi

Yogya di malam hari,
Adalah tempat memaknai kuasa ilahi
Untuk bermuhasabah diri
Sembari menunggu mentari
Yang tengah menepi

Yogyakarta, 28-04-2013
00 : 45
Sepanjang jalan Imogiri-Kotagede
bbusmile^^.

Sabtu, 27 April 2013

Kisah Bore dan Semut




“Lihat saja, aku akan membunuhmu Semut kecil, kau telah merusak seluruh harapanku, seluruh hidupku. Akan kukejar kemanapun kau pergi dan akan kudapatkan kau!”


Bore menggerutu, keningnya ditekuk, matanya melotot sambil terus mencari-cari Semut itu. Sejak kejadian tadi pagi di bawah pohon kapur, Bore mendadak menjadi pendiam, tidak menghiraukan sekelilingnya dan tidak berlaku seperti biasanya. Bore terus-terusan mengejar-ngejar Semut itu dan saat tak mendapatkanya, ia marah-marah dan berteriak. Semua orang yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya dan mengecap lidah kosongnya.


Bore masih saja mengikuti kemana Semut itu pergi, dan matanya selalu mendapatkan jejaknya, namun tanganya tak pernah dapat menyetuhnya, apalagi menangkapnya dan membununuhnya.


Semut berlari kencang bagaikan roket yang meluncur. Bore dengan langkah pendeknya masih bisa menyalipnya, dan sekali lagi : gagal menangkapnya. Tiba-tiba Semut masuk ke lubang kecil dibawah pohon kapur, Bore mengikuti Semut dan berhasil masuk ke lubang kecil itu, lubangnya tidak lebih besar dari lingkaran cincin seorang perempuan dewasa. Lubang itu begitu gelap hingga ia hanya dapat melihat sorot mata Semut.


Semut membuka matanya lebar-lebar hingga terpancar jelas sorot mata itu ke arah Bore. Bore memandangnya dengan ragu. Semut berjalan lagi, Bore terus mengikuti. Semut berjalan lagi, kali ini lebih pelan dan seolah-olah membimbing Bore untuk mengikutinya. Bore mantap membuntuti Semut. Semut berjalan menyusuri lorong yang gelap, hanya sorot matanya yang menerangi jalan Bore.


Cahaya tiba-tiba menyusup ke lubang kecil-kecil di depan Semut. Semakin besar dan besar, hingga akhirnya seluruhnya terang benderang. Bore memicingkan matanya, cahaya membuat pupil matanya semakin menyempit. Dan pada akhirnya Bore dapat melihat seluruh ruang itu.


Betapa terkejut Bore ketika menaburkan pandangan ke segala arah. Semua cahaya itu ternyata memancar dari abjad-abjad yang berserakan, menggunung, membanjiri seluruh ruangan itu. Ruangan yang tadinya hanya sebuah lubang sebesar lingkaran cincin jari orang dewasa, tiba-tiba menjadi tak terhingga luasnya. A,M,L,T,Z,O,W,Q,Q,S,X, semua abjad itu tak beraturan dan tak membentuk kata yang bermakna.


Bore begitu terpana dengan pemandangan ini sehingga ia melupakan keberadaan Semut. Bore membiaskan pandanganya ke segala arah, masih mencari Semut, dan gagal. Kali ini, ia benar-benar kehilangan jejak Semut. Ketika Bore sibuk mencari-cari Semut, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang berat mendekat.


“Bore”


Suara itu mendengungkan namanya. Bore terkesiap dan tubuhnya sempat bergetar, hingga ia memalingkan wajahnya ke arah sumber suara.


“Aristoteles”. Ucap Bore sambil sedikit terperanjat.


“Iya, apa yang anda lakukan?”


“Sungguh aku tidak mengira ada tempat seperti ini dan dapat bertemu orang sepertimu”


“Di dalam segala hal yang ada di alam semesta ini, sesungguhnya kita bisa melihat banyak keajaiban[1]”


“Benarkah? Sungguh akal sehatku tak dapat mencerna semua ini.”


“Akal sehat adalah sesuatu yang memiliki kemampuan untuk menerima dirinya dengan apa adanya tanpa masalah[2]”


“Baiklah, mungkin memang akalku tidak sehat. Lalu, dengan siapakah kau di sini? Apa kau bersama Plato, sahabatmu?”


“Plato adalah sahabat baik saya, tapi sahabat terbaik adalah kebenaran[3]”


“Baiklah kalau begitu, oh iya aku mencari Semut yang telah membawaku kemari. Tahukah kau dimana semut itu berada?”


“Tidak.”


“Semut itu telah menghancurkan acara kencanku dengan istriku, aku benar-benar marah terhadapnya dan aku akan membunuhnya, lalu Semut itu menyesatkanku hingga berada di tempat ini dan membuatku mengecil seukuran lingkaran cincin jari orang dewasa.”


Hening....


“Apa salah jika aku marah?” kata Bore.


“Setiap orang bisa menjadi marah, itu adalah hal yang mudah, tetapi menjadi marah kepada orang yang tepat, dengan kadar yang tepat, di saat yang tepat, dengan tujuan yang tepat serta dengan cara yang tepat, bukanlah kemampuan setiap orang dan bukanlah hal yang mudah[4]”


“Baiklah, lalu aku harus bagaimana? Bagaimana aku keluar dari tempat ini?”


“Janganlah berputus asa. Tetapi jika anda sampai berada dalam keadaan putus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa[5]”


Aristoteles membalikkan badanya, kemudian melangkah dengan mantap ke arah gunungan abjad-abjad yang berserakan. Mata Bore mengikuti gerak Aristoteles. Hingga akhirnya Bore terpaku dalam diam. Di tegak pondasi kaki-kakinya ia terus menatap Aristoteles dari kejauhan. Ia memandang Aristoteles yang tengah mengumpulkan huruf demi huruf abjad itu, kemudian menyusunya hingga terbentuk suatu kata, dan kalimat. Kemudian kata dan kalimat itu menjadi bercahaya, secerah mutiara yang memantulkan cahaya surya. Lalu kata dan kalimat itu di tempelkan di hatinya, kemudian diambilnya lagi dan di masukkan ke otaknya dengan perlahan-lahan. Tubuh Aristoteles menjadi bersinar, memekakan mata Bore. Bore berdecak kagum melihat hal itu, ia terus memperhatikan apa yang dilakukan Aristoteles meski dengan sedikit menyipitkan matanya yang tak kuat terpancari cahaya Aristoteles.


Bore lebih tercengang lagi ketika ia kemudian melihat Imrul Qaisi, Jalaludin Rumi,Ibnu Sina, Plato, Isaac Newton, William Shakespeare, dan...banyak sekali orang-orang yang melakukan hal yang sama dengan Aristoteles. Kemudian mereka semua bercahaya, dan sungguh cahaya itu tak mampu ditanggung matanya hingga membuat bulu matanya tak kuasa menegak. Bore meraba-raba tumpukan abjad di depanya, mengikuti orang-orang itu. Bore mengambil huruf-huruf lalu disusunya menjadi beberapa kata. Kata yang sangat sederhana “L-O-V-E-- M-A-K-E-S--L-I-F-E—L-I-V-E” . Kemudian ia mengikuti orang-orang, menempelkan kata-kata itu di hatinya, mengambil kembali dan menyisipkan ke otaknya. Seketika sekujur tubuh Bore bercahaya, ia kemudian tiba-tiba berada di bawah pohon kapur tempat mula ia berada.


***


Saat mentari terkesiap mendengar waktu berdentang untuk manusia bangun dari peraduan, Bore tengah asik duduk berdua bersama istrinya, Salma di bawah pohon kapur.


“Salma, semut itu, semut yang berjalan di kulit pohon kapur ini, dia begitu hebat.”


“Bagaimana bisa sayang?”


“Iya, dia kecil tapi dia besar.”


“Maksudmu?”


“Tubuhnya kecil, tak lebih besar dari kuku jari kelingkingmu, tapi kalau ia dapat berkata dengan hati dan otaknya, ia bisa mengubah seluruh dunia ini sayang.”


“Bagaimana mungkin sayang? Semut tidak bisa berkata-kata, dan otaknya, apa mungkin otaknya bisa berfikir?”


“Kata-kata itu bukan hanya ucapan atau tulisan sayang, kata hanyalah salah satu bahasa untuk mengungkapkan maksud, namun terlalu banyak maksud yang disampaikan dengan kata sehingga aku memilih kata sebagai wakil dari maksud, dan meskipun otak semut tidak sesempurna manusia, tapi bukankah semut masih punya otak?”


“Kalau begitu, mengapa yang mengubah dunia bukan semut itu, tapi manusia?”


“Karena Tuhan menciptakan manusia dengan otak lebih sempurna dan Tuhan menciptakan manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini, sehingga manusialah yang bertugas mengubah dunia.”


“Kalau begitu sayang, semut tidak mungkin mengubah dunia?”


“Bisa, kalau Tuhan menghendaki”


“Jadi, apa yang bisa mengubah dunia? Semut, kata-kata, hati,otak atau Tuhan?”


“Jawaban itu ada pada pertanyaanmu sayang.”


“Aku tidak mengerti.”


Hening


Mereka terdiam dalam kata yang terpendam. Mereka sama-sama berfikir untuk apa sebenarnya mereka membicarakan hal ini. Kata-kata memang sebuah maksud, tapi diam juga sebuah maksud. Apakah diam juga kata-kata?


Jelas, karena diam adalah kata yang terdiri dari abjad D-I-A-M.






END


Fakultas Adab, 26 April 2013-04-26


15 : 26


(bbusmile^^)






[1] Kata-kata bijak Aristoteles : kata-kata-mutiara.org


[2] ibid


[3] ibid


[4] ibid


[5] ibid

Kamis, 25 April 2013

Ada Sesuatu

Ada sesuatu yang tidak dapat hadir ketika kita bersua atau bersapa via suara atau sekedar kata, karena menurutku sua, sapa, dan kata adalah seni. Dan seni, seperti yang dikatakan Aristoteles hanya bertujuan untuk mewakili, bukan menampakan wujud aslinya. Wakil tentu saja bukanlah esensi sesuatu itu. Dan sesuatu itu hanya aku dan Tuhan yang tahu, kecuali jika Tuhan mengabarkanya padamu. Sesuatu itu kadang membuatku   semakin tidak mengerti dengan diriku maupun dirimu. Kekasihku, nampaknya aku tak akan bisa memberitahumu tentang sesuatu itu, karena aku sendiri juga tak tahu. Jadi, kuharap Tuhan benar-benar mengabarkanya padamu. Aku akan selalu menunggu sesuatu itu sampai padamu, dan kita nantinya benar-benar menjaga sesuatu itu. Semoga sesuatu itu yang akan membawa kita pada kebaikann, kebenaran, dan syurga. Aamiin.

Senin, 22 April 2013

Lihat Dunia

Setelah buka mata, marilah kita melihat dunia. Pahamilah setiap detik waktu kita yang menyimpan makna. Rasakan sentuhanNya, nikmati, dan berbagi...

Hari ke 21 di bulan April, kami melakukan pengembaraan besar (wehhh,,,,seremm), engga ding, cuma main biasa hehe. Setelah memenuhi kewajiban dan rutinitas minggu yang padat, akhirnya kami dapat keluar sekitar jam sembilan pagi. Tujuan kami adalah melanjutkan misi ke Vihara. Namun, berhubung teman-teman Karomah belum mengkonfirmasi, terpaksa kami menunggu dulu. Kami menunggu di XT Square, sambil melihat-lihat fenomena minggu pagi di keramaian dan kebetulan kami belum pernah ke situ, jadi buat tambahan referensi aja lah,hehe.
 
Setelah kepanasan, dan konfirmasi sudah jelass...kami langsung bergegas ke Vihara. Kami naik motor lagi nih teman. Sudah sampai daerah Vihara, teman Karomah belum sampai, terpaksa kami menunggu di tempat bis-bis yang dekat Malioboro sampai lumayan lama. Kemudian kami masuk Vihara. Kami berempat : Aku, Karomah, Arif, dan Umar. Kami bertanya seputar agama Budha.Karena ini bukan tugasku, rasanya aku jadi tidak terlalu memperhatikan apa yang di jelaskan narasumber. Narasumber namanya Mas Upi. Aku hanya mendengar sedikit sekali, aku sempat bertanya juga beberapa yang membuat penasaran. Intinya, agama Budha itu, asalnya dari Nepal, India. Dulu, sang Budha menjalani hidup dengan pertapaan. Kemudian ia menemukan hikmah atau pencerahan tentang arti kehidupan. Kemudian hikmah2 tersebut ditulis oleh asistenya dan menjadi kitab suci Tripitaka. Oiya, inti ajaran Budha itu adalah : Penderitaan, sebab-sebab penderitaan, cara keluar dari penderitaan, dan lepasnya penderitaan. Kalo ajaranya sih isinya sama juga dengan agama-agama lain yaitu mengajarkan berbuat baik, beramal, dan lain-lain. Makanan orang-orang Budha lebih cenderung ke vegetarian. Oiya lagi, di Budha mereka mengenal adanya hukum karma. Kalau dia berbuat baik, pasti akan mendapat kebaikan tapi kalau berbuat jahat juga akan mendapat kejahatan. Atau dalam kehidupan kembali, orang yang hidupnya berbuat baik, nanti di kehidupan setelah mati akan terlahir sebagai manusia, dan yang berbuat jahat terlahir dalam bentuk hewan. 

Agama Budha merupakan agama yang mandiri, tidak lahir karena adanya wahyu tapi hasil dari perenungan. Kira-kira begitu yang aku ingat, (ga nulis coyy) 
Inilah kami di Vihara :

Sebenarnya itu Vihara campur klenteng. Klentengnya yang depan( yang itu) terus Viharanya di belakang, ga boleh di foto. 
Setelah selesai, kami pergi ke Masjid Kauman. Aku dan Karomah kelupaan memfoto. Aku merasa melihat agama kita jadi berbeda. Mungkin efek tadi di Vihara ketika kami melihat agama lain dari sudut pandang yang berbeda. Ketika aku melihat orang-orang sholat, pikranku jadi macam-macam = "ah sholat itu ritual keagamaan, sama seperti orang-orang di Klenteng dan Vihara tadi, apa bedanya agama kita dengan yang lainya?"

Budaya. Itulah kuncinya. Indonesia itu negara yang agamanya sinkretik : agama dan budaya dapat menyatu. Budaya itulah yang kulihat di Masjid Kauman sehingga membuat fikiranku seperti itu. Masjid Kauman itu sangat kental dengan tradisi Jawa. Dan agama-agama orang jawa itu sangat menyatu dengan budayanya, karena itulah tadi aku memandang agama kita hanya sebuah ritual. Hff, betapa berdosanya diri ini. Seandainya agama kita murni, tanpa ada campuran budaya yang mengharuskan ini itu seperti tradisi sekaten, tradisi apa lah macam-macam : sampai menentukan tanggal pernikahan harus dengan mengepaskan hari baik menurut orang dulu? 

Setelah jiwa ini kembali normal, aku baru melangkahkan kaki ke tempat wudhu bersama Karomah. Kami sholat, lalu menuju tempat selanjutnya. 

Kami pergi ke Malioboro. Jalan-jalan,dan.....
Karomah ingin foto bareng turis. Karomah juga ingin minum susu kedelai seperti dulu pas kami jalan bareng. Eh tiba-tiba Karomah nemu penjual susunya. Harganya cuma 1000 coy,,,murah bangett.
Akhirnya keturutan juga kepinginan karomah yang selama ini terpendam....hohohoh

Lihat, cantiknyaa karomah setelah menemukan susu kedelai.....
Eh siapa tu,,udah minumnya sambil berdiri, pake tangan kiri lagii....

kalm kalm,,,itu hanya  pura-pura sob (akting minum),,,biar kalian percaya dengan adanya susu kedelai itu.


Kami melihat buleee.....yeyey
Dengan berjalan berjingkat-jingkat seperti maling, kami mendekati bule itu. Karomah yang pertama menyapa. Kami minta foto bareng dengan susah payah (malu-maluin bgt kami ni,masa mahasiswa ga bisa bahasa inggris...)
Kami ngobrol-ngobrol loh sama Mr bulenya. Kami dapat informasi, dia itu berasal dari Austria, dia suka travelling, dia mau ke Surabaya, Lombok, dan Bali, pekerjaanya social work, umurnya 44 tahun, dan tidak punya istri (maaf kami sebelumnya ga tau kalo pertanyaan umur, dan pernikahan itu ternyata ga boleh ditanyakan ya? gara-gara saking bernafsunya cari informasi mengenai si Mr. bule). Iya, walopun kami terbata-bata, kami senang bisa ngobrol-ngobrol dengan Mr bule itu. Di tengah-tengah, aku mengalami hal memalukan. Waktu aku mau tanya berapa umurnya aku ngomong gini : "Kam years old?" nah, si Mr bule kebingungan tuh. Aduh, aku jadi ikut bingung nih...Aku dan Karomah saling bertatapan, "Gimana sih?"
Terus aku inget-inget lagi : what, who, where, how.....
Karomah bilang : "Eh kok kamu pake Kam sih?, bukanya itu bahasa arab?" 
Gubrak,,,,waaaa ternyataa...aduh malu nihh,,,
Kam itu bahasa arabnya berapa, kenapa aku jadi campur2 ga jelas begini yaa???
Hmm, selama ngobrol tadi juga aku hampir keceplosan terus, pas aku mau bilang "di", hampir yang keluar itu "fi"(bahasa arab, artinya : di), dan lain-lain. Hahaha sok-sokan nih yee.....

Dan yang paling menggregeti adalah, kenapa kami lupa tanya namanya .....waaaa gubrakk....




Mr bule baik baik banget lohh....hehe.
" Yogyakarta is very nice city."
"Nice to meet you...."
hehe, asikk....makasih ya Mr bule, sekarang kami jadi semakin pengin belajar bahasa inggris lagi semakin belajar ngomong sama bule lagi, dan semakin melihat dunia......

genic: KhibrohBanyak pengalaman dan pelajaran yang telah...

Hehe, alhamdulillah, terimakasih juga yaa
genic: Khibroh
Banyak pengalaman dan pelajaran yang telah...
: Khibroh Banyak pengalaman dan pelajaran yang telah ku dapat, baik dari kehidupanku maupun dari teman-temanku. hingga akhirnya aku mencoba u...

Sabtu, 20 April 2013

Buka mata


Haloo.. Alhamdulillah akhirnya dapet bahan lagi buat ngisi blog..
Ini kisah tentang pelancongan di hari ke sembilan belas bulan April. Hari ini adalah hari jum’at, dan hari ini tidak seperti biasanya. Kenapa? Karena hari ini kami berdua untuk sementara mengistirahatkan sepeda tercinta kami di peraduanya. Kami naik motor ke kampus...jeng jengggg....
Singkat cerita, kami sampai kampus, kuliah, lalu pulang kuliah makan bareng-bareng, habis itu mulailah pelancongan kami. Aku dan Karomah, menuju Gramedia dengan bahagia. Kami melihat-lihat banyak buku dan alat tulis lainya. Seperti biasa, kami tidak tahan kalau pergi ke toko buku dan ga beli buku,(hehe gaya yah, padahal bukunya Cuma di beli ga dibaca). Sebelum menemukan buku yang akan menjadi calon milik kami, kami membaca beberapa buku dulu. Aku memilih buku beraliran Kesehatan dan Lifestyle. Karomah memilih buku beraliran Sastra. Setelah sekitar satu setengah jam, kami mengahiri membaca dan mengundurkan diri dari Gramedia.
Kami melanjutkan perjalanan ke UIN lagi. Karomah ada tugas wawancara agama Budha bersama kelompoknya, aku mau ikut (hehe, jangan ngiri). Kami berangkat berempat. Aku, Karomah, Umar, dan Arif. Kami menuju ini:
 
Umar bertanya-tanya ke petugas Vihara, dan sayangnya kami belum bisa wawancara hari ini. Kami disuruh menunggu hari minggu. Kami lalu muter-muter lagi, nyari-nyari Vihara lagi. Nihil, kami tak menemukan Vihara dan terdamparlah kami di sini :
alun-alun utara pas ada konser global tv seru

Eh iya, pas kami di sini ada bapak penjual bakso kasian banget, atapnya ambruk diterpa angin...
Jujur ya, jujur banget, kami berempat pengin nolongin...tapi,hehe ga tau kenapa kaki kami ga juga bergerak ke arahnya(sama aja dong?hehe gpp, lumayan dapet niatnya)huuuuu
Kami memutuskan pulang, tapi dasar ini jiwa memberontak ga mau pulang (ihhh) , kami belum puas dengan apa yang kami dapat tadi, mumpung naik motor juga masa ga dapet apa-apa..hehe.
Kami memutuskan pergi ke Museum Perjuangan,hehehe : ih kurang kerjaan banget ya? Ye..ya engga lah...pasti nanti ada pelajaran yang kami dapat.

Kami sebenarnya bingung karena tempatnya itu sepi. Kami di bantu petugas, dan kami disuruh milih mau masuk museum perjuangan atau museum sandi negara?  Waah ada museum sandi negara, akhirnya kami ga rugi-rugi banget dateng ke sini. Museum perjuangan itu kan udah biasa yah, isinya pasti patung-patung pahlawan sama benda-benda yang mereka gunakan, maka dari itu kami memilih museum sandi negara kebetulan juga kami belum tau apa-apa tentang persandian negara.

Kami dipandu oleh mbak-mbak berambut panjang yang murah senyum dan selalu minta maaf (hehe, terlalu baik sih orangnya).
Masuk pertama disuguhi tulisan seperti ini : 
Terus kami liat-liat ini :
 Ini namanya The Sumerians. Setiap lambang2 di situ ada artinya loh..tapi ga paham aku.
 Ini Leon Alberti.
 Ini buku dan tas yang dipakai bapak Rubiono Kertopati dalam menjalankan tugas persandian negara. Siapa bapak Rubiono? Beliau adalah pendiri lembaga sandi negara kita. Banyak dokumen rahasia negara yang beliau sampaikan dengan sandi-sandi tertentu agar tidak diketahui musuh.
Kalo ini, diorama tempat menjalankan tugas persandian tersebut, tempatnya di Kulon Progo agak jauh dari ibu kota, supaya aman. Tapi, katanya tetep aja ada yang memata-matai. 
 Ini namanya Torso Tatto, dia adalah budak yang oleh majikanya disuruh menyampaikan pesan. Dia orang persia. Dia berkorban dengan mau dibotaki, lalu di kepalanya di tulis pesan yang berbunyi : Attack On July. Pesan itu disampaikan kepada menantu majikanya setelah rambut di kepalanya tumbuh.
 Ini salah satu mesin sandi modern yang digunakan di Indonesia.
 Ini, Cardan Grile. Isinya tulisan biasa, tapi kita bisa menyampaikan pesan dengan melubangi kertas dan mengepaskan pada kata-kata yang ingin kita susun.
 Ini petikan kata pak Rubiono. Maksudnya sangat jelas, seandainya satu orang saja khilaf dan menyampaikan rahasia negara maka negara bisa runtuh seketika itu juga. Oiya, kami juga dijelaskan tentang penyadap. Jadi ternyata banyak sekali sesuatu yang rahasia di dunia ini yah. Banyak juga yang menjadi penyadap dan pengin tahu rahasia orang. Kepo gitu kali yah..
 Itu pasti foto aku..hehe, eh Mr. Tatto senyum pas foto bareng aku yaa...
 Itu aku di depan Museum, ada sepeda anak-anak yang main-main di situ.

Setelah cukup puas di jelaskan ini itu, kami jadi melongo : “Wah, kuper banget kita ya, masa ga tau apa-apa tentang sandi-sandi berikut seluk beluk dan sejarahnya..kemana kita selama ini heeyy”

Ya itulah teman, memang seperti yang dikatakan para filsuf bahwa kita itu harus tahu apa yang kita tahu dan yang tidak kita tahu supaya kita bisa tahu diri lah setidaknya. Sekarang sadar kan, banyak sekali yang tidak kita tahuu.......maka kita harus semakin ingin tahu...lalu belajar menjadi tahu...tapi harus tetap sadar dengan luasnya pengetahuan Tuhan..sehingga kita tetap harus tahu apa yang tidak kita tahu....di atas langit masih ada langit tahuu..eh, makan tahu yuk :D 




Kalo masih pengin tahu, dan semoga bener-bener pengin tahu silahkan pelajari selengkapnya di sini : http://www.lemsaneg.go.id/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=67&Itemid=147

Kamis, 18 April 2013

Maaf Lagi

Maaf dan sangat maaf kalau dalam blog ini seolah-olah aku memunculkan kesan tertentu. Aku hanya mencoba memulai semangat dari blog ini. Blog ini adalah titik tolak yang mendorongku. Blog ini juga berisi tentang secercah kisah hidup yang mungkin tak berarti dan tak penting jika dibaca orang. Sangat berbeda dengan blog-blog keren lainya yang memberi banyak manfaat. Di sini, hanya kisah sederhana yang kucoba tuliskan dengan kata yang sederhana pula. Jika benar kata-kata itu memberikan pengaruh negatif yang membuat kesal, aku mohon maaf. Aku tak peduli siapa yang membaca blog ini : ada ataupun tidak, aku minta maaf. 
Seandainya ada ganjalan, kalian boleh mengkritik dan meletakanya di link Comment, sebaiknya tidak diungkapkan di tempat lain.

Bisa!

Walaupun masih ecek-ecek, ini hasil perjuangan terjemah sendiri, jadi paling tidak ada rasa puas tersendiri. Iya, ini belum selesai. Gpp yahh

Panggilan Cinta 
Oleh Magdi Samak

Setiap sesuatu yang terlintas dan berkeliling di pikiran Samir tentang tunanganya, Salma membuat hatinya berdebar-debar dan berdetak sangat cepat, lalu detakan itu seolah memanggil-manggilnya sehingga pandanganya berubah lebih dalam, menatap. Listrik seperti mengalir dalam urat nadinya dan memenuhi seluruh sel-selnya. Ia kemudian menangis seperti itu, seperti seseorang yang tidak ada di dunia dan menyelam di alam yang dalam tanpa wujud. Ia merasa seolah-olah jasadnya bersinar. Oleh karena itu, ia kemudian menjulurkan tanganya, meraba-raba mencari botol parfum perempuan yang dimasukkanya ke dalam sakunya yang dalam di pakaian berwarna abu-abu yang dibelinya. Samir kembali ke rahmatullah dua hari yang lalu.
Tanganya mengeluarkan botol parfum dan ia memandangnya dengan tatapan yang penuh bahagia seolah-olah ia baru  melihatnya pertama kali. Kemudian pada kali yang kesepuluh, pandanganya melemas, ringan dalam melihat tanganya.

Ia memegang botol itu dengan sarung tanganya. Ia kemudian pergi ke asrama dan membakarnya. Pada akhir ia menemaninya, sarung tanganya dinaikkan ke atas sehingga seekor kelinci muncul dengan hidungnya yang mancung,lalu menjadikanya menghirup dan kemudian mabuk. Dengan segera, mendengar suara seperti gema datang,ia  bangkit, dan ia berjalan dari kedalaman ke kedalaman lain : Allah...Allah, ini hadiah keren, cocok untuk Salma tunanganku. Hadiah terbaik untuk kupersembahkan kepadanya pada hari yang tidak disangka-sangkanya.
Ia mengembalikan botol di tanganya itu di tempat asalnya. Ia berbalik menghadap ke kanan. Lalu melayangkan pandanganya ke ufuk langit yang murni bersih tanpa awan. Ia memalingkan wajahnya yang diterpa angin dengan ringan yang mengarah dari utara. Kemudian membumbuinya dengan senyum di bibirnya yang tipis.  Punggungnya bersinar, begitu juga giginya yang putih, berkilauan dan lebih terang dari telur yang telah dikupas.
Ia kembali beralih, namun ke arah kiri. Ketika ia di jalan menuju rumah Salma, kenyataanya ia dekat dengan dinding pemisah yang membagi barat dengan pedang yang panjang yang menusuk daging ...
Dirinya berhadapan,dan dia mengungkapkan perasaanya yang sangat bahagia. Ia berkata :” Setelah lima detik aku akan ada di rumah tunanganku, kekasihku Salma. Ruhku yang hidup bersama jasadnya, dan di dalamnya aku hidup. Dan aku akan menyambarnya dengan ciuman ketika aku menghirup parfum ini. Dengan apa yang aku lakukan, dia akan sangat menyukai botol parfum yang diproduksi Paris ini.
Apa ini, sepuluh meter ia berjalan, hingga ia mendengar hiruk pikuk yang lama dari sisi di hadapanya. Dunia menyala tiba-tiba. Perang meledak. Seperti dua gunung api yang meletus, bom-bom itu meluncur, gas air mata, peluru, dan karet-karet lain. Mobil-mobil tentara merapat ke pagar menara. Benteng-benteng penjagaan menjulang. Tentara-tentara itu dilengkapi senjata. Para pemuda Palestina yang hebat, berasal dari desa yang berdekatan. Sebagian demonstran adalah warga asing yang berasal dari Eropa, sebagian lainya merupakan orang Yahudi yang yang membenci tembok.
Ketika akal Samir terputus,dan ia pingsan, di tempat itu ia samar-samar seperti patung yang dipahat berasal dari batu gunung Jarmiq.
Apa yang terjadi di jalan ini? Ia kemudian menemukan jalan lain yang lebih dekat ke rumah Salma. Ya Allah ada apa dengan ini semua?
Baru sesaat ia melangkahkan kakinya maju dengan lambat ke depan, ia melihat benteng-benteng pengawal yang tinggi. Di dalamnya, para tentara dengan semangat meluncurkan peluru hysteria ke para demonstran dan selain demonstran. Tentara lain buru-buru memecahkan .... dan meminum jus. Samir mengangkat tanganya ke langit dan berdoa agar Allah melumpuhkan tentara yang satu itu. Ia juga berdoa agar Allah memberikan sesuap nasi kepadanya yang tidak mendapatkan minuman dan bensin.
Samir tidak tahu kalau ada yang mengikutinya sehingga ia mendapatinya berada di tengah-tengah....dan dia dikelilingi dari seluruh penjuru. Ia melihat sebagian korban di tanah, di sini dan di sana. Darahnya meluap dari mulutnya karena peluru yang mengenai badanya. Ia cepat-cepat mencari ambulan, namun tak kebagian. Ia berpindah, menahan botol parfum itu dan menaruhnya di sakunya yang luar karena luka. Ia mero bek-robek pakaianya dan melipatnya, kemudian menggulungkan ke lukanya. Walaupun kesulitan melakukanya, ia sampai dan beberapa saat ambulan yang lain datang dan beberapa pemuda yang terdekat denganya menolongnya. Karena banyaknya korban, dan terlambatnya ambulan, dan mengalihkan tentara kadang-kadang, dan mencegah datangnya di waktu lain, ia menggunakan ptongan bajunya di sekitar luka untuk menahan mengalirnya darah dan botol parfum tetap masuk di sakunya yang dalam.

Rabu, 17 April 2013

Syafakillah my friend...


 

Kau telah kembali di sisi kami
Di tengah-tengah hangat canda tawa
Kau harus sembuh dan semangat lagi

Jangan takut sendirian di kamarmu
Kami siap menghiburmu
Datang juga ke kamarku ya
Nanti aku kasih madu, biar kamu cepat sembuh

Ingat kan gambar di atas? 
Kita bisa seperti itu lagi kalau kamu sembuh



Berfilsafat = Belajar Bijaksana

Pernahkah kalian melihat jutaan bintang yang bertebaran di langit malam sana? Apakah yang kalian fikirkan saat itu?
Apakah kalian sedang mencari-cari sesuatu di sana? Ataukah mencari diri kalian sendiri di antara jutaan bintang tersebut. Kalau iya, itu tandanya kalian sedang berfilsafat. Begitulah berfilsafat menurut Jujun S. Suria Sumantri. Setelah melihat bintang-bintang itu, ternyata tidak ada diri kita di sana. Saat itu pula kita menyadari, sebagaimana Sokrates sadar bahwa ia tidak tahu apa-apa,- masih mengutip sebagian isi buku Jujun S. Suria Sumantri - .

Refleksi
Beberapa hari kemarin, aku memposting tulisan yang berjudul : Because I'm Free. Pada tulisan tersebut aku menuliskan tentang kelebihan-kelebihan fakultas sastra. Mungkin bisa jadi tulisanku itu atau tulisan lainya agak fanatik. Dan di sinilah kesalahanku. Seharusnya aku menyadari bahwa fakultas sastra hanya salah satu fakultas dari fakultas lain yang ada di seluruh penjuru negeri ini. Ilmu sastra juga hanya salah satu ilmu pendukung dari sekian banyak ilmu-ilmu lainya.

Seharusnyalah aku menyadari dimana letak diriku dalam ilmu sastra, dan dimana pula letak ilmu sastra di jagad raya ini. Oleh sebab itu, tidak berlebihan jika aku memohon maaf karena kepicikanku.

Pesan para filsuf :

"Ketahuilah apa yang kau ketahui dan ketahuilah apa yang tidak kau ketahui".

Cerpen Karya Magdi Samak




Ini judulnya Nida' al Hubb , doakan aku ya mau nerjemahin ini cerpen.....Bismillah

ﻛﻠﻣﺎ ﺧطر إﻟﻰ ﺑﺎل ﺳﻣﯾر طﯾف ﺧطﯾﺑﺗﮫ ﺳﻠﻣﻰ ﻛﺎن ﻗﻠﺑﮫ ﯾﺧﻔق وﺑﺳرﻋﺔ ﯾدق.. ﺛم ﺗﺗﻌﺎﻟﻰ دﻗﺎﺗﮫ ﺣﺗﻰ ﺗﺗﺣول ﻓﻲ 
ﻟﻣﺢ اﻟﺑﺻر إﻟﻰ رﻧﯾن، ﯾﺳري ﻛﮭرﺑﺎء ﻓﻲ ﺷراﯾﯾﻧﮫ ﻓﯾﻣﻸ ﻛل ﻛﯾﺎﻧﮫ. وﯾﺑﻘﻰ ھﻛذا ﻛﻣن ﻏﺎب ﻋن اﻟدﻧﯾﺎ وﻏﺎص
ﻋﻣﯾﻘﺎ ﻓﻲ ﻋﺎﻟم ﻟﯾس ﻟﮫ وﺟود.. ﻓﯾﺣس ﻛﺄن ﺟﺳده ﻛﻠﮫ ﯾﺿﻲء.
ﻣﻊ ھذا ﻟم ﯾﻧس أن ﯾﻣد ﯾده ﻛﻲ ﯾﺗﺣﺳس ﻗﺎرورة اﻟﻌطر اﻟﻧﺳﺎﺋﻲ اﻟﺗﻲ دﺳﮭﺎ ﻓﻲ اﻟﺟﯾب اﻟداﺧﻠﻲ ﻟﺑذﻟﺗﮫ اﻟرﻣﺎدﯾﺔ..
اﻟﺗﻲ اﺷﺗراھﺎ وھو ﻋﺎﺋد ﻣن رام ﷲ ﻗﺑل ﯾوﻣﯾن. ﺛم أﺧرﺟت ﯾده اﻟﻘﺎرورة وراح ﺑﻌﯾﻧﯾن ﺿﺎﺣﻛﺗﯾن ﯾﺗﻔﺣﺻﮭﺎ ﻛﺄﻧﮫ
ﯾراھﺎ ﻷول ﻣرة. ﺑﻌد ھذا وﻟﻠﻣرة اﻟﻌﺎﺷرة رش رﺷﺔ ﺧﻔﯾﻔﺔ ﻋﻠﻰ ظﮭر ﯾده.. ﻓﺄﺣس ﺑﻛﻔﮫ وھﻲ ﺗﺗﺣول إﻟﻰ ﻗطﻌﺔ
ﻋﻧﺑر ﯾﺣﺗرق. وﺑﻣﻧﺗﮭﻰ اﻟرﻓق ﺻﻌدت ﻛﻔﮫ إﻟﻰ أﻋﻠﻰ ﺣﺗﻰ ﻻﻣﺳت أرﻧﺑﺔ أﻧﻔﮫ اﻟﻣدﺑب.. ﻓﺻﺎر ﯾﺷم، وﯾﻧﺗﺷﻲ.
وﻋﻠﻰ اﻟﻔور ﺳﻣﻊ ﺻوﺗﺎ ﻛرﺟﻊ اﻟﺻدى راح ﯾﻧﺑﻌث وﯾﺳري ﻣن داﺧﻠﮫ إﻟﻰ داﺧﻠﮫ: ﷲ.. ﷲ.. ھدﯾﺔ راﺋﻌﺔ ﺗﻠﯾق
ﺑﺧطﯾﺑﺗﻲ ﺳﻠﻣﻰ.. أروع ھدﯾﺔ أﻗدﻣﮭﺎ ﻟﮭﺎ ﻣن ﯾوم ﻣﺎ ﺗﻌرﻓت ﻋﻠﯾﮭﺎ.
أﻋﺎدت ﯾده اﻟﻘﺎرورة إﻟﻰ ﻣﺳﺗﻘرھﺎ وھو ﯾﻧﻌطف ﺟﮭﺔ اﻟﯾﻣﯾن.. وﺣدق إﻟﻰ اﻷﻓق ﺑﺳﻣﺎﺋﮭﺎ اﻟﻧﻘﯾﺔ اﻟﺧﺎﻟﯾﺔ ﺗﻣﺎﻣﺎ ﻣن
أي ﻏﯾوم. وداﻋﺑت وﺟﮭﮫ ﻧﺳﻣﺎت ﺗﺷرﯾن اﻟﺧﻔﯾﻔﺔ اﻟﺗﻲ ﻛﺎﻧت ﺗﮭب ﻣن اﻟﺷﻣﺎل.. ﻓﺗﻣﺗزج ﺑطرﯾﻘﮭﺎ ﻣﻊ اﺑﺗﺳﺎﻣﺎت
رﻗﯾﻘﺎت ﻛﺎﻧت ﺗﺗﻧﺎﺛر ﻋن ﺷﻔﺗﯾﮫ اﻟﻣﺷرﻋﺗﯾن.. ﻓﺗﻠﻣﻊ ﺧﻠﻔﮭﻣﺎ وﺗﺗﻸﻷ أﺳﻧﺎﻧﮫ اﻟﺑﯾﺿﺎء اﻷﻧﺻﻊ ﻣن ﻗﺷر اﻟﺑﯾض.
اﻧﻌطف ﻣرة أﺧرى وﻟﻛن إﻟﻰ ﺟﮭﺔ اﻟﯾﺳﺎر.. ﺣﯾث اﻟﺷﺎرع اﻟﻣؤدي إﻟﻰ دار ﺧطﯾﺑﺗﮫ ﺳﻠﻣﻰ.. اﻟواﻗﻊ ﺑﺎﻟﻘرب ﻣن
اﻟﺟدار اﻟﻌﺎزل، اﻟذي ﯾﻘﺳم اﻟﺿﻔﺔ اﻟﻐرﺑﯾﺔ ﻛﺳﯾف طوﯾل ﺑﺗﺎر ﻓﻲ ﻟﺣم ﺣﻲ ﺑض. وﻛﺎﻧت ﻧﻔﺳﮫ ﻣﺑﺗﮭﺟﺔ وھﻲ
ﺗﺧﺎطب أﺣﺎﺳﯾﺳﮫ اﻟﻣﻧﺗﺷﯾﺔ ﻗﺎﺋﻠﺔ ﻟﮫ ﻓﻲ دﻻل: ﺑﻌد ﺧﻣس دﻗﺎﺋق ﺳوف أﻛون ﻓﻲ ﺑﯾت ﺧطﯾﺑﺗﻲ.. ﺣﺑﯾﺑﺗﻲ ﺳﻠﻣﻰ..
روﺣﻲ اﻟﺗﻲ ﯾﺣﯾﺎ ﺑﮭﺎ ﺟﺳدي وﻓﯾﮭﺎ ﯾﻌﯾش.. وﺳوف اﺧطف ﻣﻧﮭﺎ ﻗﺑﻠﺔ ﺣﯾن أﻧﺎوﻟﮭﺎ ﻗﺎرورة اﻟﻌطر.. ﺑﺎﻟﻔﻌل ھﻲ
أﻓﺧر ﻗﺎرورة ﻋطر أﻧﺗﺟﺗﮭﺎ ﺑﺎرﯾس.
ﻣﺎ ھﻲ ﺳوى ﻋﺷرات ﻣن اﻷﻣﺗﺎر ﻣﺷﺎھﺎ ﺣﺗﻰ ﺳﻣﻊ ﺟﻠﺑﺔ ﻗﺎدﻣﺔ ﻣن اﻟﺟﮭﺔ اﻟﻣﻘﺎﺑﻠﺔ.. ﻛﺄن اﻟدﻧﯾﺎ اﺷﺗﻌﻠت ﻛﻠﮭﺎ
ﻓﺟﺄة واﻧدﻟﻌت ﻓﯾﮭﺎ ﺣرب.. أو اﻧﻔﺟر ﻓﯾﮭﺎ ﺑرﻛﺎن. ﻗﻧﺎﺑل ﻏﺎز ﻣﺳﯾل ﻟﻠدﻣوع.. رﺻﺎص ﺣﻲ وآﺧر ﻣطﺎطﻲ..
ﺳﯾﺎرات ﺟﻧد ﻣﺣﺎطﺔ ﺑﺳﯾﺎج ﺣدﯾدي.. أﺑراج ﻣراﻗﺑﺔ ﯾﻌﻠوھﺎ ﺟﻧود ﻣدﺟﺟون ﺑﺎﻟﺳﻼح.. ﺷﺑﺎب ﻓﻠﺳطﯾﻧﯾون ﻣﻌظﻣﮭم
ﺗﻣوﺗﻲ.. ﻻ ﺗﻣوﺗﻲ. أﻧﺎ ﺳﻣﯾر.. أﻧﺎ ﺳﻣﯾر. ﻣﺎ اﻟذي أﺧرﺟك ﻣن اﻟدار.. أي ﻗدر ﺟﺎء ﺑك إﻟﻰ ھﻧﺎ. ﻣن رآه ﻓﻲ ﺗﻠك
اﻟﻠﺣظﺔ وھو ﯾﺻرخ ﻗﺎﺋﻼ: اﺳﺗﺣﻠﻔك ﺑﺎͿ أن ﺗﻔﯾﻘﻲ ﯾﺎ ﺣﺑﯾﺑﺗﻲ.. ﺑﺎﻟﺗﺄﻛﯾد ﻣن ﺳﻣﻌﮫ ﺳﯾظن ﻻ ﻣﺣﺎﻟﺔ أن ﺳﻣﯾر
ﻣﺳﮫ ﺟﻧون.
ﺑﺳرﻋﺔ ﺧطف ﺷﺎب ﯾﮭودي اﻟﺑﺻﻠﺔ ﻣن ﯾد ﺳﻣﯾر.. وراح ﯾﻘرﺑﮭﺎ إﻟﻰ أﻧف ﺳﻠﻣﻰ وﯾﻌﺻرھﺎ ﺑﯾده.. ﻟﺗﺳﯾل ﻣﻧﮭﺎ
اﻟﻘطرات ﻛﺎﻟﻣزراب. ﺑﻌض اﻟﻘطرات أﺧذت طرﯾﻘﮭﺎ إﻟﻰ ﺧدﯾﮭﺎ وﻣن ھﻧﺎك ﺻﺎرت ﺗﺗﺳﺎﻗط ﻋﻠﻰ رﻗﺑﺗﮭﺎ ﺛم ﺗﺳﯾل.
ﻣﺎ ھو ﺳوى وﻗت ﺿﺋﯾل ﻣر ﺣﺗﻰ ﺗﻣﻠﻣﻠت ﺳﻠﻣﻰ.. واﺳﺗﯾﻘظت. راﺣت ذاھﻠﺔ ﺗﻧظر إﻟﻰ وﺟوه اﻟواﻗﻔﯾن ﺣوﻟﮭﺎ ﻓﻲ
وﺟوم. ﻟﻛﻧﮭﺎ اﺑﺗﺳﻣت ﺣﯾن رأت وﺟﮫ ﺳﻣﯾر.. وﻛﺎن ﻓﻲ ﻧظراﺗﮭﺎ ﺣﯾرة ﺑﻘدر ﻣﺎ ﻓﯾﮭﺎ ﻣن دھﺷﺔ وإرھﺎق..
وﺑﺳرﻋﺔ اﻧﻘﻠﺑت ﻧظراﺗﮭﺎ إﻟﻰ ﻧداء ﺣب ﻣﻣﻠوء ﺑﺎﻟﺣﯾﺎة راح ﯾﺗدﻓق ﻣن أﻋﻣﺎﻗﮭﺎ.. وﻣن ﻓﻣﮭﺎ اﻧدﻟﻊ: ھﺎت ﯾدك..
ﺧذﻧﻲ إﻟﯾك.. ﺿﻌﻧﻲ ﻓﻲ ﻗﻠﺑك.. ﺗﻌﺎل إﻟﻰ ﻗﻠﺑﻲ. ﻛﺎن اﻟﺷﺎب اﻟﯾﮭودي ﻻ ﯾزال واﻗﻔﺎ ﯾﻧظر اﻟﯾﮭﻣﺎ ﺑﺷﻐف ﺷدﯾد،
وﻣﻊ إﻧﮫ ﻻ ﯾﻌرف اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌرﺑﯾﺔ ﺳوى أﻧﮫ ﺿﺣك ﺑﺑراءة ﺷدﯾدة.. ﺛم ﺣرك ﻛﻔﮫ ﯾﻣﯾﻧﺎ وﯾﺳﺎرا وھو ﯾﻘول ﻟﮭم:
(ﺷﺎﻟوم).. وظل ﯾﻘوﻟﮭﺎ ﺣﺗﻰ اﺧﺗﻔﻰ وﺻﺎر ﻓﻲ ﻗﻠب اﻟﻣظﺎھرة.
ﻗرﻓص ﺳﻣﯾر إﻟﻰ ﺟوار ﺧطﯾﺑﺗﮫ ﺳﻠﻣﻰ اﻟﺗﻲ ﺟﻠﺳت واﺳﻧدت ظﮭرھﺎ اﻟﻰ اﻟﺻﺧرة.. وراﺋﺣﺔ اﻟﺑﺻل اﻟﻣﻧﺑﻌﺛﺔ ﻣن
ﺟﺳدھﺎ ﻛﺎﻧت ﺗزﻛم أﻧﻔﮫ، إﻻ أﻧﮫ ﺑﻠذة راح ﯾﺷم، ﻻ ﯾﺄﺑﮫ إﻻ ﻟﻧداء اﻟﺣب اﻟذي ظل ﯾﺑﺛﮫ ﻗﻠﺑﮫ اﻟرﻧﺎن. ﺛم ﻣﺳك ﯾدھﺎ
وﻣﻧﻊ دﻣﻌﺔ أوﺷﻛت ﻋﻠﻰ اﻟوﻗوع. وأﺧرج ﻗﺎرورة اﻟﻌطر اﻟﻔﺎرﻏﺔ وﻗدﻣﮭﺎ ﻟﮭﺎ ﻗﺎﺋﻼ ﺑﻣﻧﺗﮭﻰ اﻟﺟد واﻟوﻟﮫ: ھذه
ھدﯾﺗﻲ إﻟﯾك ﯾﺎ ﺣﺑﯾﺑﺗﻲ.. اﻗﺳم ﺑﺎͿ أﻧﮭﺎ ﻣن أﻓﺧر اﻟﻌطور اﻟﺗﻲ ﺻﻧﻌﺗﮭﺎ ﻓرﻧﺳﺎ. وﻗص ﻋﻠﯾﮭﺎ اﻟﺣﻛﺎﯾﺔ ﺑﺎﻗﺗﺿﺎب.
ﺑﺎﻟﻛﺎد اﻧﺗﮭﻰ ﻣن ﻛﻼﻣﮫ، ﺣﺗﻰ ﺗﺷﺎﺑﻛت أﺻﺎﺑﻊ ﯾدﯾﮭﻣﺎ، دون ان ﯾﺷﻌرھﺎ ﺑذﻟك. وﻏرﻗﺎ ﻓﻲ ﺿﺣك ﺷدﯾد ﺻﺎﺧب ﻻ
ﯾﺑدو أﻧﮫ ﺳﯾﺧﺑو أو ﯾﻧﻘطﻊ.. ﺿﺣﻛﺎت ﺷﻘت طرﯾﻘﮭﺎ ﻋﺑر أزﯾز اﻟرﺻﺎص اﻟﻣﺗطﺎﯾر ﻓﻲ اﻟﻣﻛﺎن.
اﻧﺗﮭت
Magdi_samak@yahoo.com

Hai, kenalan yuk



Teman-teman, perkenalkan namaku Saad..
Kemarin,aku baru saja pulang dari rumah sakit..Iya,aku baru sembuh..aku baru di training Allah supaya menjadi anak yang kuat.
Doakan aku teman, supaya sehat..supaya Ibu dan Ayahku tidak sedih lagi..
Aku tidak tega melihat mereka sedih,
Aku janji akan menjadi anak baik dan sholeh..
Kapan-kapan kalian mampir ke rumahku yaa...hehe

Senin, 15 April 2013

Judulnya Hot News

Ceritanya aku agak kepedean nih ya. Sejak 1 bulan lalu, orang-orang sedang pada menyoroti aku. Entah ini merupakan kesalahan, kelalaian, atau keberuntungan sehingga berita itu menyebar luas. Huh. Sebenarnya ada enak dan tidaknya menjadi orang yang disoroti. Enaknya, makin banyak orang yang menyapa, tersenyum, perhatian, baik hati, dan lain-lain. Tapi, tidak enaknya adalah, aku kawatir (kan ini masih rencana Allah), takut juga kalau diri malah jadi ujub, lupa daratan, dan sebagainya.

Nah, gara-gara berita ini juga, aku makin sempit ruang geraknya. Setiap melakukan sesuatu seperti diperhatikan terus. Contohnya, kemarin malam ketika aku sedang kucek-kucek mencuci baju (saat yang lain mengaji dan kelasku kebetulan libur). Tiba-tiba seorang perempuan berambut pendek, berkulit putih, bertubuh kecil, dengan berjaket dan bercelana jeans muncul di depan pintu gerbang memanggil-manggil aku yang berada di tempat mencuci di pinggir pintu gerbang. "Mba.....mau tanya". Aku menengok ke arahnya. aku bilang "Ya sebentar ya". Aku lalu meletakkan bajuku, mencuci tangan dan kaki, lalu menuju ke arahnya.

Rupanya mba itu mencari seorang ustadzahku. Aku antarkan dia ke kamar pengurus, lalu oleh seseorang aku disuruh memanggilkan ustadzah itu di tempat mengaji. Aku mengambil jilbabku, lalu menuju ke tempat mengaji itu. Setelah selesai, aku kembali ke tempat mencuci. Di jalan, seseorang berkata :"Eh, kamu mau boyong(keluar pondok) yah?". Deg. Ya ampun, mereka berfikir seperti itu?apa mereka menginginkan aku pergi dari sini? hiks hiks, jadi sedih.

Setelah selesai mencuci, aku pergi ke kamar Zidna, hari ini dia udah pulang ke pondok karena dia udah sembuh. Aku bercerita2. Eh ada mb Aziz pulang mengaji. Mb Aziz yang tadi di kelas ustadzah yang barusan dicari tamu, tanya kenapa tadi aku manggil ustadzah itu? Rupanya, teman-teman sekelas mb Aziz juga tadi berpikiran bahwa aku mau boyong...haaah sedihh aku jadinya. Padahal aku tidak punya niatan boyong dari tempat ini lohh... ;(

Minggu, 14 April 2013

Malam Minggu

Kami (Aku, Memet, Iim,Jo) duduk terpaku di depan benda canggih ini. Tangan kami bergerak-gerak menyentuh barisan abjad yang kotak-kotak. 1 jam, 2 jam, dan waktu kami habis. Kami kembali ke kamar bersama. Kami menyetel box music dan menikmati malam minggu ini. Suasana sudah tenang kecuali kamar paling pojok timur ini. Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, saatnya cinderella pulang.....eeh sepatu cinderella jatuh..eh eh kok?

Kami ternyata merasakan suatu hal yang sama. Kami saling berhadapan, bertatapan, berkedip-kedip dan mengirimkan sinyal yang menandakan "Lapar". Hehe
Aku dan Iim membuat sebungkus mie goreng. Dengan kacau dan bumbunya yang tercecer melumuri tangan-tanganku, sampai beberapa mie nya jatuh ke lantai, akhirnya jadi juga. Aku memasukkan beberapa centong nasi. Aku membuat kopinya mb Nimo dan jadilah makan malam kami.

Aku dan Iim makan sepiring berdua. Ternyata Memet, Rika, Jo, Mb Nimo, Amani, sejak tadi sudah mengincar makan malam ini. "Huhu, pantesan dari tadi ngeliatin kita buat mie Im"

Akhirnya inilah keindahan yang tidak bisa terlukiskan. Kami makan sebungkus mie ber 7, padahal kami  bukan seven icon loh.....hahaha.

Satu helai mie dengan satu sendok penuh nasi. Nasinya tambah lagi, tambah lagi, sampai mie nya habis. Hehe. Kenyang??? Kayanya belum pada kenyang deh. Salahnya sih ambilnya dikit :p

Eh tiba-tiba mb Upik bangun, ngajakin ke kamar mandi. Asik, ada temenya. Cibak cibuk suara gayung pun memecah kesunyian malam.
Haha, kukerjain ah yang lama di kamar mandinya, biar mb Upik nungguin aku lama :p.
"BBUuuuuuu, masih lama engga?" Terdengar suara itu di luar.
Hehe, yah udah keluar sungutnya mb Upik......

Kami kembali ke kamar. Terlihat Amani yang menekuk mukanya karena kesal dengan box music yang mati. Haha, kasian.....
Mb Upik tertawa bahagia "Udah Amani, udah malem ngapain si musikan terus, kasian tetangga"
Rupanya Amani tetap tidak menyerah kecuali setelah aku bilang "Tunggu lima menit, nanti nyalain lagi bisa". Eh dia nurut, terus pergi ke tempat tidurnya yaitu di masjid lantai 2.

Aku menata kasur, begitu juga lainya. Aku naruh boneka di deket Fatim yang udah bobo sejak tadi.
"Keliatan" Ih tiba-tiba Fatim ngomong. Ternyata dia sadar, terus kuledekin deh...hehe.

Giliranya mb Upik kelaparan, terus mengais sisa-sisa makanan yang barangkali ada.

"Horeeeee...."mb Upik kegirangan.
Ternyata nemu susu. Terus dibuat, terus
"Aaaah akhirnya kenyang juga"

Jam 1 malam, kami sudah terlelap.


Sunday

Siang ini aku aku bergegas keluar dari penjaraku karena aku merindukanmu lagi. Penjaraku tidak menyediakan ruang untuk kita berbagi cerita. Mohon maaf dalihku kali ini adalah mencari inspirasi. Memang, tadi aku menggebu-gebu ingin segera menulis cerpen, tapi ternyata ada alibi lain dibalik itu.

Aku ingin hari ini aku bisa mengobati rasa rinduku padamu dengan beberapa sapa dan cerita, meski dalam bentuk rangkaian kata. Aku menunggumu di bengkel, di minimarket, di jalan, dan di warnet ini.

Aku bosan berpura-pura sibuk untuk menepiskan rasa rindu ini. Aku bosan mencari-carimu di dalam mimpi. Tapi aku tidak pernah bosan menunggumu di sini. Dan kamu pun datang. Terimakasih :)

Dibalik kacang panda


Ini adalah cerita di penjara suci Nurul Ummah. Penjara ini berisikan para pencari ilmu. Disamping mencari ilmu pasti juga mereka makan, nyuci, mandi, tidur, ke wc, nangis, ketawa, nari-nari, main bola, main kasti, main voli, renang (loh loh loh, emangnya ini gedung serbaguna???) dan lain-lain yah. Nah di sinilah cerita itu dimulai.
                     
Ia putih. Di dalam dirinya terdapat sebuah pesona yang luar biasa, memberikan sensasi bagi setiap yang memilikinya. Ia tak pernah habis dibicarakan para santri. Ia juga selalu dicari. Tak peduli santri tua, muda, punya uang atau tidak, cantik atau tidak, kaya atau miskin, kurus atau gemuk, mandi atau belum, pintar atau biasa saja, mereka selalu memburunya setiap hari. Tempat ia biasa nongkrong adalah koperasi dan angkringan. Di tempat itu pula ia suka menebarkan auranya, hingga mereka yang berada di situ langsung memusatkan perhatianya kepadanya.
***

Siang hari yang hangat bersama kawan sejawat. Kami sedang asik membicarakan si putih. Kami semua tertawa renyah ketika memainkan si putih. Si putih dilemparkan dari tangan satu ke tangan lainya. Kami terlentang di atas tikar berwarna hijau sambil memainkan si putih. Kami ber 7 bukanlah seven icon (hehe, loh? Terus apa donk?). Kami berdesak-desakkan di atas  tikar lebar itu, iya sebenarnya tuh tikarnya lebar, tapi kenapa kami berdesak-desakkan yah? Ah tau ah, ngapain juga dipikir. Mendingan mikirin si putih.

Si putih lalu masuk ke dalam mulut-mulut manis kami,hehe. Kok bisa? Ya bisalah, wong kami baru minum susu makanya mulutnya manis (oh ya???). Sebenarnya si putih itu kacang panda kok. Apaan tuh kacang panda? Cieeeeee pasti kalian ga pernah pergi ke warung disuruh ibu beli brambang yah? Pantesan aja ga tau kacang panda. Oiya padahal kadang-kadang kacang panda itu ada di supermarket lho. Kacang panda itu, cemilan berbentuk kacang atum yang biasanya dijual di warung-warung dengan harga Rp 500,00. Atau kalau di supermarket harganya sekitar Rp 3000,00 an gitu. Bungkusnya warnanya bening, ada corak biru kotak-kotak, tengahnya ada gambar panda duduk. Kalian mau coba??? Enak lhooo.

Tak terhitung berapa pack kacang panda yang terjual di koprasi “Kopi Manis” Nurul Ummah putri, yang jelas, setiap hari kacang panda selalu dicari. 

Sabtu, 13 April 2013

the hidden soul: Ujian: Jalan Untuk Mengerti

the hidden soul: Ujian: Jalan Untuk Mengerti: Seminggu terakhir ini ada sebuah hal yang membuat makan saya tidak enak, tidur tidak nyenyak, bahkan hidup serasa tidak tenang (maaf, lebay...

Jumat, 12 April 2013

Road to Semarang

Sebenarnya sudah sejak lama ingin menpost cerita travelling ini. Karena belum selesai, jadi tertunda terus...
Tapi kali ini, aku bingung mau posting apa jadi, aku post ini deh meski belum selesai lhooo...hehe



Senin 24 Desember 2012, dua anak ingusan bernama Nurul dan Umamah melakukan perjalanan ke sebuah kota yang lumayan tenar. Kenapa tenar? Karena kota ini dinobatkan sebagai Ibu Kota Jawa Tengah. Dengan berbekal sedikit uang, dan secuil kertas berisikan nama tempat yang akan dikunjugi, kemudian tentu saja bermodal kenekatan tingkat tinggi mereka melangkahkan kakinya menuju halte bus Trans Jogja. Lalu, langsung saja mereka menyebutkan nama tujuan mereka pertama kali, yaitu Terminal Jombor. Namun, karena Trans Jogja arah Jombor terlalu lama, mereka disuruh naik angkot kecil oleh petugas Trans Jogja. Karena mereka masih polos-polos banget, jadi mereka akhirnya mau saja. Jadilah mereka naik angkot jurusan Terminal Jombor. Mereke berdua terpana dan terkagum-kagum melihat jalanan yang mereka belum pernah melaluinya. Batin mereka, Jogja saja belum habis dijelajahi sudah bernafsu melahap Semarang.
Inilah petikan kisah selanjutnya dari sudut pandang pelaku yaitu salah satu anak ingusan tersebut yang bernama Umamah.
Sudah sampai Jombor, ternyata jauh juga teman-teman. Tadi sempat terkagum-kagum melewati sepanjang jalan yang belum pernah ku lalui. Aku lewat Taman Lampion, Kampus UGM, dan lain-lain. Sekarang waktunya turun dari angkot.....
Eh,eh sendal Nurul putus. Wah, belum apa-apa sudah begini,jangan-jangan kami tidak diridhoi,tapi, tujuan kami baik kok teman-teman. Kami ingin mencari pengalaman menggelandang di sana untuk bahan menulis. Kan kata Pak Hairus Salim kita disuruh sering jalan-jalan untuk membuka mata pada dunia dan mencari hikmah di dalamnya yang kemudian kita tuangkan dalam kehidupan.
Lanjutt...
Masalah sandal putus akhirnya terselesaikan dengan membeli sandal jepit bermerk ****** dengan harga sembilan ribu rupiah. Kemudian, kami melanjutkan misi berikutnya. Yak, kami naik Bus Patas untuk menuju Semarang. Meskipun visi kami : Pergi ke tempat yang sebanyak-banyaknya dengan biaya sekecil-kecilnya, tapi kami tetap menjaga diri kami dari mabuk kendaraan meski itu artinya  agak kurang sesuai dengan dompet kami. Kamipun melaju menuju Semarang pada pukul setengah sebelas pagi.
Seperti biasa, perjalanan dengan bus memang tidak menyenangkan bagi kami. Namun itu sudah menjadi resiko atas tekad kami. Awalnya kami duduk di bagian depan, posisinya sangat enak. Namun, setelah penumpang yang berwenang duduk di situ datang, akhirnya kami disuruh pindah ke belakang. Aku duduk disamping kakek-kakek yang sedang asyik bercerita dengan cucunya. Nurul duduk di bangku belakang aku. Nampaknya si kakek tidak menginginkan sedikit ngobrol denganku, jadi aku diam saja. Lagi pula aku juga sedang tidak ingin berbicara. Ini karena efek naik bus.
Lalu, si kakek sudah sampai pada tujuanya. Sekarang seorang pemuda duduk di sampingku. Aku tetap tidak berkata sepatah katapun. Bahkan aku tidak melihat orang itu. Aku masih merasakan tidak enak pada perut dan kepalaku. Sempat kudengar pemuda itu menelfon temannya. Suaranya merdu, gaya bicaranya juga bagus. Tapi agak lebay. Waktu selesai menelfon temannya, si pemuda menelfon pacarnya. Apa coba kata yang pertama dia ucapkan?
“ Sayang.....” Hahaha, aku tertawa dalam hati. Kenapa tertawa? Suka-suka aku dong,hehe
Selanjutnya dia berbicara dengan Bahasa Indonesia, padahal tadi waktu ngobrol dengan temannya, ia bicara dengan Bahasa Jawa. Mungkin saja pacarnya bukan orang jawa kali yah. Lalu, apa pentingnya ya buatku?hehe..
Lanjut....
Kami belum sampai juga. Kami saja bingung mau turun dimana. Menurut temanku, yang dekat pusat kota itu Terminal Terboyo, tapi tadi katanya aku disuruh turun di Sukun. Aku bingung, perasaan Sukun itu belum terlewati. Kemudian aku melihat plang-plang di pinggir jalan. Aku melihat ada plang Tugu Muda dan Pasar Johar. Sepertinya itu nama-nama tempat yang terdaftar dalam daftar kunjungan kami. Akhirnya kami memutuskan untuk turun di tujuan paling akhir bus itu.
Lalu, sampailah kami di Terminal Terboyo...tereng..terengg....
Terminalnya jelek sekali, panas, kotor,ih tidak enak. Lalu kami buru-buru sholat dhuhur, padahal sudah jam tiga kurang. Daripada tidak sholat, hehe. Selesai sholat, Nurul dikejutkan dengan hp nya yang hilang. Aku masih agak santai, mungkin hp itu hanya terselip. Lalu keadaanpun semakin genting, ternyata hpnya  benar-benar hilang. Hff   
Nurul tampak bingung, aku kasihan juga. Kamipun mencoba mencari-cari bus yang baru kami kendarai, namun tidak ada hasilnya. Bahkan kami menghubungi agen bus tersebut dan akhirnya kata agen bus tersebut, dipastikan hp Nurul benar-benar hilang.
Selanjutnya kami pasrah atas hilangnya hp Nurul. Sebagai suatu pelajaran sajalah.Setelah mendapat bimbingan orang-orang sekitar, akhirnya kami putuskan untuk menaiki angkot arah Tugu Muda. Kami lanjutkan perjalanan kami dengan menaiki angkot kecil berwarna oren, sebelumnya kami menyeberang dulu di jembatan layang, hehe ini untuk pertama kalinya bagiku jadi aku mengabadikanya, lihat :
 


 Tahukah kawan? Ternyata secuil kertas yang berisikan nama-nama tempat tujuan kami hilang...dan.. kami benar-benar tidak punya panduan lagi. Kami hanya hafal beberapa tempat tujuan kami yaitu : Kota Lama, Simpang Lima,  Pasar Johar, Tugu Muda, dan Lawang Sewu.
Angkot yang kami tumpangi ternyata hanya sampai Kantor Pos, haduh dimana lagi itu. Tapi ternyata kantor pos itu letaknya di daerah Kota Lama. Kamipun turun, lalu kami bingung lagi. Tapi, sembari bingung, kami sempatkan foto-foto dule,hehe.

 

Setelah berbingung-bingung ria dan karena hari hampir gelap dan burung hantu mulai bersiap-siap berjaga, maka.....kami putuskan melanjutkan perjalanan ke Simpang Lima dengan naik becak. Wow. Lumayan ada kenang2an naik becak di Semarang yah...

Sampailah kita di Simpang Lima, lalu kami langsung bergegas menuju masjid...hehe maklum, anak sholeh :D


  
muka kami sudah kunyus kunyuss,hehe alhamdulillah  tenang sudah sholat.



















Setelah selesai, kami melanjutkan acara petualangan ini. Kami berjalan ke alun-alun Simpang Lima. Emm, ternyata ada lima jalan yang bermuara di alun-alun ini pantas saja dinamakan Simpang Lima.

hmm kami bingung lagi nihh............(duh jadi orang kok bingung terus yah)

Kami berjalan mengikuti arah angin, berjalan, berjalan, berjalan dengan sedikit ketakutan tentang kejamnya kota besar. Tiba-tiba, secercah harapan muncul di depan mata. Terlihat tanda-tanda keramaian di depan sana. Kami menuju ke arah keramaian, ternyata benar. Dan inilah Tugu Muda...wow this is really bagpacking. 

Ketika kami menyeberang ke arah Tugu Muda, ternyata di seberang jalan ada sebuah gedung yang terkenal di Semarang. Itu adalah Lawang Sewu....awalnya kami ingin masuk, tapi sudah mau tutup.
 

....
....Di situ, kami duduk-duduk sebentar, dan tiba-tiba datanglah beberapa pria setengah baya dengan busana sama. Mereka adalah boy band (kata Nurul),,,hehe, tapi mereka bawa pentungan..lihat tuh...
Kami menuju Tugu Muda, disana, kami menemui berbagai macam pemandangan yang jarang kami jumpai...
Di situ, banyak anak-anak punk yang entah mereka sedang bermain apa, makan kacang, minum (padahal minum air mineral,hehe). Sebenarnya jujur dari hati yang terdalam, kami ingin bergabung (hehehe), tapi malu lah, nanti dikira anak hilang :D

Di situ juga banyak orang pacaran, duh mereka pada memamerkan kemesraan di depan anak kecil seperti kita Rul (bhehehehe). Mendingan kita ngopi aja yuk, begitu ajak Nurul akhirnya. Iya, waktu itu Nurul ternyata masih merasakan efek naik bus, ia ingin minum anget-anget, sekalian minta perlindungan sama bapak penjual kopinya. Loh, perlindungan apa?
Ya, setidaknya bapak penjual kopi itu pasti baik, pasti juga beliau kenal dengan orang-orang yang nongkrong di situ, kita duduk di dekat bapak itu supaya tidak dijahati,hehe Nurul pintar kaan.....
  itu loh bapak penjual kopinya...itu satu-satunya penjual di daerah Tugu Muda malam itu.
"Hmm kamu tau ga rul, aku biasanya kalo minum kopi sakit perut, semoga kali ini engga ya...habisnya ga ada kamar mandi di sini"... Nurul : "Haha, sama, aku juga biasanya sakit perut loh kalo minum kopi,aku juga takut nih"

 
Hari semakin malam, keramaian semakin  menjadi senyap...dan para pemuda-pemudi yang tengah dilanda gejolak jiwa mudanya satu demi satu mengundurkan diri dari tempat itu . Namun, para penjaja suara malah semakin silih berganti menyambangi kami. Dari anak kecil dengan busana seadanya hingga pemuda berpenampilan gaya jaman sekarang seperti di foto ini.

Jam di hp sudah menunjukkan pukul 12 malam, kami berdua semakin merasa tidak aman, dan tiba-tiba....gerimis datang, para pemuda yang tersisa di area Tugu Muda berhamburan ke segala arah. Kami bingung, kami akan selalu mencari keramaian demi keamanan, dengan begitu kami mengikuti gerombolan yang paling banyak.

Ternyata, gerombolan itu mereka menuju kendaraan mereka masing-masing. Wah, kami terjebak. Kami berjalan mengikuti arah angin lagi.
"Seharusnya kita nyari Indomaret" kata Nurul. "Oiya, kan buka 24 jam ya, bisa buat berteduh dan mengamankan diri".

Baru diomongkan, ternyata kami diberi pertolongan oleh Yang Maha Kuasa, yaitu dengan adanya Indomart di depan mata kami. 

Kami membeli makanan, lalu duduk-duduk di emperanya. Di situ banyak pemuda-pemuda sedang menikmati malamnya, sambil duduk-duduk dan memakan cemilan-cemilan. Entah, mungkin mereka sedang berfikir sesuatu tengah malam begini.

Tau nggak??? Pas kami ngobrol-ngobrol, penjual Indomart keluar untuk membeli nasi goreng. Dia itu kok kaya malu-malu pas di depan kami, ternyata setelah kami perhatikan gerak geriknya, dia menyimpan sebuah rahasia besar. YAituuuuuu...... Mau beli nasi goreng, tapi ini udah bawa telor sendiri (ngambil di toko).hahaha Sebenarnya tuh kami pengin ketawa, tapi ya tengah malem gini nanti takutnya dikira kuntilanak lagiii....

Bersambung dulu ya....masih banyak ni ceritanya....