08 November 2013
Hari semakin gelap, kutengok lagi jadwal keberangkatan keretaku ke Jakarta hari ini : pukul 18.00. Sekarang sudah pukul 17.30 sementara Iim belum juga datang bersama motor yang akan mengantarkanku ke stasiun. Dia sempat tidak setuju aku pergi karena baru 15 oktober lalu aku pergi ke Jakarta dan kuliah tidak libur,juga keadaan hamilku yang membuatnya kawatir, tapi aku tidak mau elewatkan momen ini maka apapun kuperjuangkan, dan kukatakan padanya 'cinta itu butuh pengorbanan'.
Ragu-ragu, masih bisa sholat dulu ga yah....tapi belum terdengar adzan maghrib juga. Akhirnya Iim datang membawa kepanikan yang hebat. Haha terang saja, kereta ini penting sekali. Harganya aja mahal 170 ribu, apalagi waktunya sangat genting, kalau aku gagal berangkat aku akan kehilangan momen penting.
Aku langsung melaju ke stasiun Lempuyangan, yap nyampe pukul 17. 50. Aku buru-buru, dan begitu sampai di pengecekan tiket ternyata keretaku berhenti di stasiun Tugu. Wah, gawat. Beruntung aku masih bisa tenang dan jalanpun muncul di depan mata. Tukang ojek menawarkan diri dan aku langsung saja mau tanpa fikir panjang lagi. 7 menit waktu untuk sampai ke Tugu. Alhamdulillah....
Aku langsung berlari lagi, turun tangga, naik lagi....terjatuh....dan salah kereta. Keretaku di seberang, kehilangan 1 menit saja, aku kehilangan momen penting itu. Alhamdulillah petugas masih bisa memberi peringatan kepada masinis untuk tidak jalan dulu, dan keretamasih bisa terkejar...Huuh hah huh hah...
Aku baru ingat, aku membawa bayi dalam perutku. Bagaimana keadaanya ya?
Setelah aku menemukan tempat duduku, aku begitu lega karena tidak terlalu sempit, hanya ada seorang pemuda duduk dihadapanku. Aku lalu sholat maghrib dan tiduran sambil menunggu supaya cepat sampai.
Waktu itu aku hamil baru 4 bulan, keadaan tubuhku belum stabil, untuk duduk dalam waktu yang lama memerlukan sedikit usaha keras daripada biasanya plus kondisi perut yang masih labil juga yang kadang lapar tiba-tiba. Beruntung malam itu cepat berlalu dan aku bisa tidur di kereta. Pemuda yang di depanku juga baik karena ia meninggalkan kursinya sehingga aku bisa selonjoran di kursinya. Namun, bapak2 gendut disebelahku sedikit membuatku tidak nyaman karena tempatku jadi sempit. Malam berlalu, pemuda di depanku tidur di lantai kereta, ia seorang backpacker, tau kan aku selalu tertarik dengan kegiatan backpacking? sejak tadi kami memang belum memulai ngobrol, hingga akhirnya pertanyaanku mengawali pembicaraan kami. Kami saling bertukar cerita tentang kehidupan kami. Rupanya dia tertarik dengan kehidupanku dan aku tentu saja langsung mengulik2 pengalamanya tentang bagpacking. Kami baru mulai mengobrol setelah dini hari, waktu itu sampai Bekasi, jadi hanya sebentar ceritanya yang aku dapatkan dan sampailah kami di Stasiun Jatinegara.
Aku hendak menunaikan sholat isya, tapi mushola stasiun ditutup hingga aku menunggu bersama beberapa orang lainya. Kami duduk lesehan, mirip orang-orang terlantar..hehe. Setelah mushola dibuka dan kami sholat isya, aku lalu menunggu subuh dan akhirnya aku melanjutkan perjalan ke tempat yang kutuju. Aku sengaja tidak memberitahu orang yang akan kutemui karena ini momen penting. Aku lalu naik ojek yang sebenarnya aku agak kawatir karena belum pernah, tapi aku yakin pasti tidak akan terjadi apa2 dan akupun naik ojek. Hmmmmm dini hari kota Jakarta terasa lenggang dan lumayan sunyi, mungkin 15 menit lagi suasana seperti kala itu sudah berubah drastis.
Subhanalloh, aku sampai dengan selamat dan tepat waktu. Aku datang dan waktu itu ibu mertuaku sedang di teras rumah, wauww sangat kebetulan. Aku dibukakan pintu dan masuk, aku langsung menuju kamar suamiku untuk momen ini. Ini adalah ulang tahunya...yeaaaay surpriseee aku dataang....
Aku membangunkanya dan dia menikmati kedatanganku meskipun tanpa kado ditanganku...
Hanya kemudian aku menyelipkan tulisan dibawah ini di laptopnya yang aku harap saat ia membukanya di kantor, ia bahagia :
Happy
Birthday...Happy Birthday.....
Hari ulang tahunmu tiba dan aku
benar-benar tidak tahu apakah kado istimewa yang tepat untuk kamu. Aku tidak
bisa membuat apa-apa dengan tangan tak berbakat ini. Aku juga tak bisa
membelikanmu apa-apa. Aku sudah bertanya kepada udara : “udara, kado apa yang
bisa kuberikan untuk suamiku?” Ia menjawab : ”Berikan aku wewangianmu untuk
kukirimkan kesana”. Ah, jawaban itu tidak masuk akal. Bagaimana bisa aku
memakai wangi-wangian lalu wangiku dibawa udara ke tempatmu? Lalu aku bertanya
pada langit-langit kamar : “Tahukah kau, kado apa yang bisa kuberikan pada
suamiku?” Ia berfikir. Satu hari, dua hari, tiga hari, masih berfikir dan belum
menjawab pertanyaanku. Dinding yang mendengar tanyaku pada langit-langit kamar
tiba-tiba memberi saran : “Sebaiknya kau hancurkan saja aku, supaya dia bisa
melihatmu menyanyikan lagu ulang tahun dari sini”. Kemudian langit-langit kamar
menimpali : “Tidak, tidak mungkin itu mustahil. Lebih baik kau turunkan aku dan
kau akan bisa melihat bintang yang sama dengannya, lalu berikan pesanmu pada
bintang itu katakan “selamat ulang tahun”, cahayanya akan sampai padanya bersamaan
dengan pesanmu.
Ah aku tidak mengerti dengan ide-ide tidak
masuk akal dari mereka semua. Harus bertanya pada siapa lagi aku? Aku malu
bertanya kepada Tuhan tentang ini, karena Ia lebih berwenang menghadiahimu
nikmat yang tak terhitung. Kalau sudah begini, matilah aku yang tak punya
apa-apa ini.
Tiba-tiba, sesuatu bergerak-gerak di
dalam perut dan menyeloteh : “Aba ulang tahun ya? Aku mau ngucapin selamat
ulang tahun buat Aba, juga mau ngucapin terimakasih karena selalu sayang sama
aku, selalu semangat kerja buat aku, dan memberikan yang terbaik untuk aku. Ayo
Ummah kita kesanaaaa aaaaa”.
Wah, dede kecilku menangis...tapi,
bukankah ini jawabanya? Yap, cerdas....aku tidak perlu mengirim wewangian lewat
udara ataupun menghancurkan dinding-dinding, dan menurunkan langit-langit kamar
untuk mengucapkan selamat ulang tahun padamu. Aku hanya perlu mendoakanmu dan
menuruti dede kecil ini. Karena Tuhan yang bisa memberikan kebahagiaan untukmu,
mungkin salah satunya dengan perantara calon bayi ini. Kami mencintaimu sayang,
selamat ulang tahun..semoga Allah memberkahi sisa umurmu, semoga tercapai apa
yang kamu cita-citakan dan semoga tetap sayang selalu sama kami. Aamiin....
Ketika hati bicara cinta
Hanya cinta sejati maksudnya
Yang menimbun rindu kala tak ada
Dan menyimpan doa jika berbunga
Stasiun dan bandara hanya sekedar
penguat
Hujanpun jadi pengingat
Bahwa benar kaulah cintaku
Cinta bukan cinta maya
Dan kini tak lagi kudapatkan kata
cinta
Untuk sekadar mengatakan aku cinta
kamu
Karena cintaku tak berkata
Ia hanya bersemayam dalam dada
By : Your Wife & Child
Hanya itu yang bisa kuberikan, bahagiamu adalah segalanya bagiku sayang.....