Senin, 25 Maret 2013

Keep Life Being Simple

Hari ini kami diingatkan lagi untuk mencintai tanah air kita yang bernama Indonesia ini lewat mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. Satu poin yang penting yang saya angkat disini adalah tentang hidup yang simpel seperti yang diutarakan Bung Karno lewat pidatonya pada tanggal 1 Juni, 1945 tentang konsep kemerdekaan. Bahwa merdeka adalah suatu jembatan emas untuk mencapai hidup yang lebih bahagia sedangkan permasalahanya adalah kita dipusingkan oleh macam-macam tetek bengek persoalan yang njelimet atau ruwet. Kata beliau, kita tidak akan merdeka kalau memikirkan yang njelimet itu dulu. Kita tidak akan merdeka jika menunggu rakyat Indonesia pandai dulu, jika kita menunggu Indonesia kaya dahulu, jika menunggu Indonesia maju dulu. Namun, yang terpenting adalah kita berani merdeka. Masalah untuk memperbaiki Indonesia itu setelah merdeka, karena sekali lagi, merdeka adalah jembatan. Hal ini beliau kaitkan dengan masalah pernikahan. Beliau menganalogikan merdeka = menikah. Apakah kalau ingin menikah harus menunggu punya barang-barang mewah dulu? menunggu punya kasur empuk, istana megah, periuk perak, dan lain-lain? Tentu hal semacam itu yang njelimet tidak menjamin kebahagiaan. Yang paling penting adalah berani, dan yakin. Justru kita harus menjadikan itu (merdeka / menikah) sebagai jembatan. Jadi, tidak usah takut. Tidak perlu menunggu lulus dulu, tidak perlu menunggu mapan dulu, tidak perlu menunggu pandai dulu, tidak perlu menunggu sukses dulu jika ingin menikah, tapi jadikan menikah sebagai jembatan untuk meraih itu. Meraih kelulusan, kesuksesan, kemapanan, dan lain-lain.

Itu baru satu hal yang beliau analogikan. Sebenarnya ada banyak hal lain yang demikian, kita buat simpel saja. Jika kita ingin bahagia, beranilah mengambil keputusan dengan yakin dan tidak perlu memikirkan yang njelimet itu yang kalau kata beliau Zwaarwicghtig (njelimet dalam bahasa Belanda).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar