Jumat, 22 Maret 2013

Malam Kamis


Aku mencarimu di langit malam ini, pada sebentang angkasa kau muncul. Cahayamu yang indah terpantul ke bumi. Kau membisikkan sebuah kalimat padaku lewat bias cahayamu yang membelok ke arah hatiku. Kau bilang “Aku merindukanmu”, dan maafkan aku aku tak kuasa membalasnya. Aku tak punya cahaya yang bisa aku biaskan ke arahmu, aku juga tak bisa mengirimnya lewat angin malam ini, karena angin tak akan sampai ke tempatmu, aku hanya menjadikan diam ini sebagai bahasa dan semoga engkau mengerti apa yang aku rasakan.
 Kau tak sendiri  menemaniku malam ini, kau bersama kawan-kawanmu yang banyak itu. Lihatlah mereka saling berlomba memamerkan cahayanya. Mereka tidak malu pada dewi bulan yang bersinar sangat terang malam ini. Mereka tetap bersemangat, begitupula kau. Hanya terkadang mendung mengalangi sinar kalian dan membiarkan aku sendiri tanpa kalian. Tidak, aku tahu aku bukan tanpa kalian, aku hanya tanpa sinar kalian. Aku masih punya kalian di dalam sini, dalam hati ini.

Langit yang indah.
Tiba-tiba seorang temanku datang menghampiriku dan memelukku dari belakang. Ah dia, mengagetkanku saja. Aku fikir .... ah aku berfikir apa? Dasar aku!!!
Dia bilang : “ Hah, seandainya saja bukan aku yang memelukmu.”
Aku menimpalinya :” Haha, kamu ini, memangnya kalau bukan kamu siapa?”
Aku terisak, haah aku bercucuran air mata lagi. Mengapa aku seperti ini, aku manja!!!!
Dia berlalu, datang dua temanku lagi.
She : “Kamu kenapa? Apa yang terjadi?”
Me : “Aku tidak apa-apa”
She : “Kenapa? Cerita dong!!”
Me :“Aku tidak apa-apa, hanya sedang jenuh”
She : “Ayo ceritakan pada kami, pasti ada sesuatu”
Me : “Ah, aku hanya sedang merindukan seseorang yang sibuk”
She : “Memang, terkadang seseorang yang kita butuhkan tidak selalu datang dan ada untuk kita. aku juga mengalaminya”.
Me : “Aku tahu, aku mengerti. Aku juga sudah terbiasa hidup tanpa seseorang, karena aku punya kalian. Aku juga sadar kalau aku tidak bisa selalu ada untuknya. Aku hanya tidak mengerti mengapa aku begini”
She : “Kamu sudah sayang sama dia?”
Me : ?
She : “Dasar, kamu ini manja!, sudahlah jangan menangis ayo kita berangkat mengaji.”
Me : “Aah, aku menangis supaya lega, setelah menangis semua jadi terasa enak dan tenang.”
She : “Yasudahlah, menangis saja, tapi sekarang waktunya mengaji, kita harus berangkat, ayo semangat.”
Me :  “Ayooo.”
She : “Nah begitu, senyummm.”
Me : J

2 komentar: