Kamis, 28 Maret 2013

Melukis Sejarah





Pernah dengar ungkapan : "Tetap hidup walau sudah mati"? Itu adalah ungkapan yang ditujukan kepada orang yang berpengaruh terhadap dunia, atau setidaknya berpengaruh terhadap lingkungannya, atau bagi mereka yang punya karya, atau ditujukan kepada para penulis. Kenapa penulis? Karena penulis melukiskan sejarah lewat kata-kata. Penulis sangat berjasa di masa depan untuk mengetahui informasi yang ada di masa lalu. Salah satu ilmu yang mempelajaritentang sejarah berkaitan dengan tulisan dinamakan "Filologi", yaitu suatu ilmu yang mempelajari naskah-naskah kuno. Dari belajar itu, kita juga mendapatkan banyak hal berkaitan dengan sejarah, bahasa, atau pengetahuan yang ada di masa lampau. Naskah-naskah dalam bentuk tulisan tersebut sangat bermanfaat terutama dalam hal sejarah, bahkan saat ini naskah tersebut sangat dirawat dan dijaga keberadaanya. Setelah sedikit belajar filologi, kita akan menyadari betapa pentingnya menulis. Salah satu penulis yang " Tetap hidup, walau sudah mati yaitu Pramoedya Ananta Toer. Buku-bukunya banyak, sebagian besar menggambarkan tentang keadaan pada masanya. Untuk melihat biografinya lebih lanjut silahkan buka :

http://profil.merdeka.com/indonesia/p/pramoedya-ananta-toer/, atau tentang karya-karyanya : http://id.wikipedia.org/wiki/Pramoedya_Ananta_Toer#Buku_tentang_Pramoedya_dan_karyanya


Kata Pramoedya Ananta Toer :

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ― Pramoedya Ananta Toer

“Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.” ― Pramoedya Ananta Toer

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. (Mama, 84)” ― Pramoedya Ananta Toer, Child of All Nations

“Menulis adalah sebuah keberanian...” ― Pramoedya Ananta Toer

“Menulislah sedari SD, apa pun yang ditulis sedari SD pasti jadi.” ― Pramoedya Ananta Toer

“Menulislah, apa pun, jangan pernah takut tulisanmu tidak dibaca orang, yang penting tulis, tulis, dan tulis, suatu saat pasti berguna.” (Rumah Kaca)― Pramoedya Ananta Toer

“Setiap tulisan merupakan dunia tersendiri, yang terapung-apung antara dunia kenyataan dan dunia impian” (Rumah Kaca)― Pramoedya Ananta Toer

“Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya” (Jejak Langkah)― Pramoedya Ananta Toer

atau, kata dosen filologi :" Menulislah, kalau sejarah tidak mau menulis tentang anda, maka tulislah apa yang ada di sekitar anda".


Marilah kita melukis sejarah lewat tulisan, biar hanya sebuah ungkapan perasaan. Jangan ragu untuk menulis kawan, menulis juga bukan bakat, menulis hanya sebuah kebiasaan dan latihan.


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar