Aku datang lagi, lokomotif, kereta, rel,
satpam, bapak penjual koran,bapak penjual roti maryam, mas penjual jepitan,
lantai ini, atap, parkiran, kursi tunggu, mushola, toilet, kita ketemu lagi.
Hmm aku sudah akrab dengan tempat ini, dengan suasana ini. Bagaimana tidak, aku
sering menunggu berjam-jam di sini. Stasiun Lempuyangan, mungkin akan menjadi
stasiun yang paling banyak kukunjungi.
Seperti biasa, orang-orang silih berganti
duduk di kursi tunggu. Hanya aku yang belum juga pergi, aku bahkan bisa sampai
menunggu 5 jam di sini, tergantung tiket yang kudapatkan. Bagiku menunggu tidak
selamanya menyedihkan, bahkan terkadang menyenangkan. Asalkan aku membawa tas
berisi alat tulis, kegiatan menunggu tidak akan menjenuhkan.
Di sebelahku, seorang ibu yang nampaknya berpendidikan tinggi sedang asyik memainkan tabletnya. Sementara aku masih asyik menggunakan tinta dan kertas ini untuk kegiatan menungguku. Seorang bapak, mungkin dia orang besar, sedang asyik membaca koran sambil menunggu. Di dekat rel, seorang pemuda memainkan matanya untuk melihat dan mengamati wanita cantik, dan mengapa aku tahu? Berarti aku juga memainkan mataku, tapi aku hanya ingin tahu apa yang ada di pikiran orang-orang di sekitar stasiun ini,bukan mencari laki-laki ganteng. Seorang bapak menuntun istrinya yang buta lewat di depan kami. Kakek nenek yang mesra duduk di depanku agak jauh. Seorang wanita muda, cantik, berambut panjang dan berkulit putih bertemu teman lamanya yaitu seorang pria rapi, dan berpendidikan yang sedang menjalani S2 di UGM. Itulah beberapa orang yang aku amati, karena mengamati orang-orang itu ternyata mengasyikkan.
stasiun emang tempat paling joss buat mengamati berbagai karakter manusia...tul betul??
BalasHapusbetuuuuuuuuuuuuuulllllll..............
BalasHapus