Kamis, 04 April 2013

Because I'm Free

Dulu, ketika pertama masuk kuliah, aku bener-bener bingung karena kuliah itu ternyata bener-bener berbeda dengan sekolah. Kalau sekolah kita mesti disiplin, disistem, didoktrin, kuliah? Sama sekali engga. Mau masuk atau engga, telat atau engga, mikir atau engga...dosen ga ambil peduli : terutama di kuliah sastra loh. Ternyata, baru sekarang aku menemukan jawabanya. Bahwa, kuliah sastra memang mengajarkan pada kebebasan. Kalo pas SMA setiap hari kita disuruh mikir itung2an fisika, matematika, dan kimia, disini kita cuma disuruh berpendapat, mikirnya yang suka suka. Kalo pas SMA kita dipaksa menerima bahwa 2x2 = 4, disini engga, 2x2 bisa aja = 8 atau berapapun. Kalo pas SMA semua yang dipelajari itu masuk akal, disini engga, masa disini kita belajar kalo puisi itu = donat.....? Kalo pas SMA, ngerjain soal, pasti ada salah dan benar, tapi disini, dosen ga akan berani menyalahkan, kecuali mata kuliah tertentu yang harus terstruktur.

Banyak si yang tanya,,,"Mau jadi apa kuliah di jurusan sastra?"
Eit, jangan salah...justru disini kita juga dibebaskan untuk memilih mau jadi apakah kita. Tidak seperti fakultas pendidikan yang mencetak untuk menjadi guru, atau fakultas kedokteran yang mencetak jadi dokter, atau fakultas ekonomi yang mencetak jadi ....bla...bla...bla...dan bla....bla...bla.... hehe piis. Mau kalian terus-terusan dicetak?

Laboratorium orang sains itu berbentuk ruangan, tapi laboratorium kita (orang sastra & sosial humaniora ) itu adalah seluruh dunia, tidak terbatas hanya sebuah ruang.

Tau kalian? Einstein, Newton, Thomas Alfa Edison, dan kawan-kawan, mereka dulu menemukan hukum dan rumus karena bebasnya pikiran mereka. Newton menemukan hukum gravitasi ketika ia sedang melihat apel jatuh, kemudian Newton berpikir mengapa itu bisa terjadi?

Lalu, fungsi belajar sastra sendiri apa? atau tepatnya fungsi kuliah di jurusan sastra itu apa?
Oo, kalo itu pertanyaanya sih jawabanya juga bebas. :D

Lidah seorang sastrawan itu lebih tajam loh daripada pedang, seperti sahabat Nabi saw yang bernama Hasan bin Tsabit, ia tidak pandai berperang, tapi Nabi saw menyuruh beliau maju ketika menghadapi musuh yang mengejek Nabi saw dengan syair-syairnya.

Oiya, pernah baca novel? Bagaimana rasanya? Novel itu termasuk karya sastra juga loh. Bukankah kalian bisa menangis, tertawa, bahkan berkobar-kobar ketika membacanya.

Kalau kalian mau mencari, pasti akan banyak sekali manfaat-manfaat sastra selain pengekspresian jiwa dalam bentuk kata-kata.
Kalian bisa juga baca disini :

http://abudira.wordpress.com/2009/07/08/manfaat-membaca-karya-sastra/

http://www.anneahira.com/pengertian-sastra.htm

Atau kalian juga bisa simpulkan sendiri apa manfaat sastra itu, pokoknya disini semuanya serba bebas deh.

Disini aku cuma mau katakan : Jangan remehkan sastra, atau jurusan sastra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar