Kamis, 18 April 2013

Bisa!

Walaupun masih ecek-ecek, ini hasil perjuangan terjemah sendiri, jadi paling tidak ada rasa puas tersendiri. Iya, ini belum selesai. Gpp yahh

Panggilan Cinta 
Oleh Magdi Samak

Setiap sesuatu yang terlintas dan berkeliling di pikiran Samir tentang tunanganya, Salma membuat hatinya berdebar-debar dan berdetak sangat cepat, lalu detakan itu seolah memanggil-manggilnya sehingga pandanganya berubah lebih dalam, menatap. Listrik seperti mengalir dalam urat nadinya dan memenuhi seluruh sel-selnya. Ia kemudian menangis seperti itu, seperti seseorang yang tidak ada di dunia dan menyelam di alam yang dalam tanpa wujud. Ia merasa seolah-olah jasadnya bersinar. Oleh karena itu, ia kemudian menjulurkan tanganya, meraba-raba mencari botol parfum perempuan yang dimasukkanya ke dalam sakunya yang dalam di pakaian berwarna abu-abu yang dibelinya. Samir kembali ke rahmatullah dua hari yang lalu.
Tanganya mengeluarkan botol parfum dan ia memandangnya dengan tatapan yang penuh bahagia seolah-olah ia baru  melihatnya pertama kali. Kemudian pada kali yang kesepuluh, pandanganya melemas, ringan dalam melihat tanganya.

Ia memegang botol itu dengan sarung tanganya. Ia kemudian pergi ke asrama dan membakarnya. Pada akhir ia menemaninya, sarung tanganya dinaikkan ke atas sehingga seekor kelinci muncul dengan hidungnya yang mancung,lalu menjadikanya menghirup dan kemudian mabuk. Dengan segera, mendengar suara seperti gema datang,ia  bangkit, dan ia berjalan dari kedalaman ke kedalaman lain : Allah...Allah, ini hadiah keren, cocok untuk Salma tunanganku. Hadiah terbaik untuk kupersembahkan kepadanya pada hari yang tidak disangka-sangkanya.
Ia mengembalikan botol di tanganya itu di tempat asalnya. Ia berbalik menghadap ke kanan. Lalu melayangkan pandanganya ke ufuk langit yang murni bersih tanpa awan. Ia memalingkan wajahnya yang diterpa angin dengan ringan yang mengarah dari utara. Kemudian membumbuinya dengan senyum di bibirnya yang tipis.  Punggungnya bersinar, begitu juga giginya yang putih, berkilauan dan lebih terang dari telur yang telah dikupas.
Ia kembali beralih, namun ke arah kiri. Ketika ia di jalan menuju rumah Salma, kenyataanya ia dekat dengan dinding pemisah yang membagi barat dengan pedang yang panjang yang menusuk daging ...
Dirinya berhadapan,dan dia mengungkapkan perasaanya yang sangat bahagia. Ia berkata :” Setelah lima detik aku akan ada di rumah tunanganku, kekasihku Salma. Ruhku yang hidup bersama jasadnya, dan di dalamnya aku hidup. Dan aku akan menyambarnya dengan ciuman ketika aku menghirup parfum ini. Dengan apa yang aku lakukan, dia akan sangat menyukai botol parfum yang diproduksi Paris ini.
Apa ini, sepuluh meter ia berjalan, hingga ia mendengar hiruk pikuk yang lama dari sisi di hadapanya. Dunia menyala tiba-tiba. Perang meledak. Seperti dua gunung api yang meletus, bom-bom itu meluncur, gas air mata, peluru, dan karet-karet lain. Mobil-mobil tentara merapat ke pagar menara. Benteng-benteng penjagaan menjulang. Tentara-tentara itu dilengkapi senjata. Para pemuda Palestina yang hebat, berasal dari desa yang berdekatan. Sebagian demonstran adalah warga asing yang berasal dari Eropa, sebagian lainya merupakan orang Yahudi yang yang membenci tembok.
Ketika akal Samir terputus,dan ia pingsan, di tempat itu ia samar-samar seperti patung yang dipahat berasal dari batu gunung Jarmiq.
Apa yang terjadi di jalan ini? Ia kemudian menemukan jalan lain yang lebih dekat ke rumah Salma. Ya Allah ada apa dengan ini semua?
Baru sesaat ia melangkahkan kakinya maju dengan lambat ke depan, ia melihat benteng-benteng pengawal yang tinggi. Di dalamnya, para tentara dengan semangat meluncurkan peluru hysteria ke para demonstran dan selain demonstran. Tentara lain buru-buru memecahkan .... dan meminum jus. Samir mengangkat tanganya ke langit dan berdoa agar Allah melumpuhkan tentara yang satu itu. Ia juga berdoa agar Allah memberikan sesuap nasi kepadanya yang tidak mendapatkan minuman dan bensin.
Samir tidak tahu kalau ada yang mengikutinya sehingga ia mendapatinya berada di tengah-tengah....dan dia dikelilingi dari seluruh penjuru. Ia melihat sebagian korban di tanah, di sini dan di sana. Darahnya meluap dari mulutnya karena peluru yang mengenai badanya. Ia cepat-cepat mencari ambulan, namun tak kebagian. Ia berpindah, menahan botol parfum itu dan menaruhnya di sakunya yang luar karena luka. Ia mero bek-robek pakaianya dan melipatnya, kemudian menggulungkan ke lukanya. Walaupun kesulitan melakukanya, ia sampai dan beberapa saat ambulan yang lain datang dan beberapa pemuda yang terdekat denganya menolongnya. Karena banyaknya korban, dan terlambatnya ambulan, dan mengalihkan tentara kadang-kadang, dan mencegah datangnya di waktu lain, ia menggunakan ptongan bajunya di sekitar luka untuk menahan mengalirnya darah dan botol parfum tetap masuk di sakunya yang dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar