Walaupun masih ecek-ecek, ini hasil perjuangan terjemah sendiri, jadi paling tidak ada rasa puas tersendiri. Iya, ini belum selesai. Gpp yahh
Panggilan Cinta
Oleh Magdi Samak
Setiap
sesuatu yang terlintas dan berkeliling di pikiran Samir tentang tunanganya,
Salma membuat hatinya berdebar-debar dan berdetak sangat cepat, lalu detakan
itu seolah memanggil-manggilnya sehingga pandanganya berubah lebih dalam,
menatap. Listrik seperti mengalir dalam urat nadinya dan memenuhi seluruh
sel-selnya. Ia kemudian menangis seperti itu, seperti seseorang yang tidak ada
di dunia dan menyelam di alam yang dalam tanpa wujud. Ia merasa seolah-olah
jasadnya bersinar. Oleh karena itu, ia kemudian menjulurkan tanganya,
meraba-raba mencari botol parfum perempuan yang dimasukkanya ke dalam sakunya
yang dalam di pakaian berwarna abu-abu yang dibelinya. Samir kembali ke
rahmatullah dua hari yang lalu.
Tanganya
mengeluarkan botol parfum dan ia memandangnya dengan tatapan yang penuh bahagia
seolah-olah ia baru melihatnya pertama
kali. Kemudian pada kali yang kesepuluh, pandanganya melemas, ringan dalam
melihat tanganya.
Ia
memegang botol itu dengan sarung tanganya. Ia kemudian pergi ke asrama dan
membakarnya. Pada akhir ia menemaninya, sarung tanganya dinaikkan ke atas
sehingga seekor kelinci muncul dengan hidungnya yang mancung,lalu menjadikanya menghirup
dan kemudian mabuk. Dengan segera, mendengar suara seperti gema datang,ia bangkit, dan ia berjalan dari kedalaman ke
kedalaman lain : Allah...Allah, ini hadiah keren, cocok untuk Salma tunanganku.
Hadiah terbaik untuk kupersembahkan kepadanya pada hari yang tidak
disangka-sangkanya.
Ia
mengembalikan botol di tanganya itu di tempat asalnya. Ia berbalik menghadap ke
kanan. Lalu melayangkan pandanganya ke ufuk langit yang murni bersih tanpa
awan. Ia memalingkan wajahnya yang diterpa angin dengan ringan yang mengarah
dari utara. Kemudian membumbuinya dengan senyum di bibirnya yang tipis. Punggungnya bersinar, begitu juga giginya
yang putih, berkilauan dan lebih terang dari telur yang telah dikupas.
Ia
kembali beralih, namun ke arah kiri. Ketika ia di jalan menuju rumah Salma,
kenyataanya ia dekat dengan dinding pemisah yang membagi barat dengan pedang
yang panjang yang menusuk daging ...
Dirinya
berhadapan,dan dia mengungkapkan perasaanya yang sangat bahagia. Ia berkata :”
Setelah lima detik aku akan ada di rumah tunanganku, kekasihku Salma. Ruhku
yang hidup bersama jasadnya, dan di dalamnya aku hidup. Dan aku akan
menyambarnya dengan ciuman ketika aku menghirup parfum ini. Dengan apa yang aku
lakukan, dia akan sangat menyukai botol parfum yang diproduksi Paris ini.
Apa ini,
sepuluh meter ia berjalan, hingga ia mendengar hiruk pikuk yang lama dari sisi
di hadapanya. Dunia menyala tiba-tiba. Perang meledak. Seperti dua gunung api
yang meletus, bom-bom itu meluncur, gas air mata, peluru, dan karet-karet lain.
Mobil-mobil tentara merapat ke pagar menara. Benteng-benteng penjagaan
menjulang. Tentara-tentara itu dilengkapi senjata. Para pemuda Palestina yang
hebat, berasal dari desa yang berdekatan. Sebagian demonstran adalah warga
asing yang berasal dari Eropa, sebagian lainya merupakan orang Yahudi yang yang
membenci tembok.
Ketika
akal Samir terputus,dan ia pingsan, di tempat itu ia samar-samar seperti patung
yang dipahat berasal dari batu gunung Jarmiq.
Apa
yang terjadi di jalan ini? Ia kemudian menemukan jalan lain yang lebih dekat ke
rumah Salma. Ya Allah ada apa dengan ini semua?
Baru
sesaat ia melangkahkan kakinya maju dengan lambat ke depan, ia melihat
benteng-benteng pengawal yang tinggi. Di dalamnya, para tentara dengan semangat
meluncurkan peluru hysteria ke para demonstran dan selain demonstran. Tentara
lain buru-buru memecahkan .... dan meminum jus. Samir mengangkat tanganya ke
langit dan berdoa agar Allah melumpuhkan tentara yang satu itu. Ia juga berdoa
agar Allah memberikan sesuap nasi kepadanya yang tidak mendapatkan minuman dan
bensin.
Samir
tidak tahu kalau ada yang mengikutinya sehingga ia mendapatinya berada di
tengah-tengah....dan dia dikelilingi dari seluruh penjuru. Ia melihat sebagian
korban di tanah, di sini dan di sana. Darahnya meluap dari mulutnya karena
peluru yang mengenai badanya. Ia cepat-cepat mencari ambulan, namun tak
kebagian. Ia berpindah, menahan botol parfum itu dan menaruhnya di sakunya yang
luar karena luka. Ia mero bek-robek pakaianya dan melipatnya, kemudian
menggulungkan ke lukanya. Walaupun kesulitan melakukanya, ia sampai dan
beberapa saat ambulan yang lain datang dan beberapa pemuda yang terdekat
denganya menolongnya. Karena banyaknya korban, dan terlambatnya ambulan, dan mengalihkan
tentara kadang-kadang, dan mencegah datangnya di waktu lain, ia menggunakan
ptongan bajunya di sekitar luka untuk menahan mengalirnya darah dan botol
parfum tetap masuk di sakunya yang dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar