Sabtu, 20 April 2013

Buka mata


Haloo.. Alhamdulillah akhirnya dapet bahan lagi buat ngisi blog..
Ini kisah tentang pelancongan di hari ke sembilan belas bulan April. Hari ini adalah hari jum’at, dan hari ini tidak seperti biasanya. Kenapa? Karena hari ini kami berdua untuk sementara mengistirahatkan sepeda tercinta kami di peraduanya. Kami naik motor ke kampus...jeng jengggg....
Singkat cerita, kami sampai kampus, kuliah, lalu pulang kuliah makan bareng-bareng, habis itu mulailah pelancongan kami. Aku dan Karomah, menuju Gramedia dengan bahagia. Kami melihat-lihat banyak buku dan alat tulis lainya. Seperti biasa, kami tidak tahan kalau pergi ke toko buku dan ga beli buku,(hehe gaya yah, padahal bukunya Cuma di beli ga dibaca). Sebelum menemukan buku yang akan menjadi calon milik kami, kami membaca beberapa buku dulu. Aku memilih buku beraliran Kesehatan dan Lifestyle. Karomah memilih buku beraliran Sastra. Setelah sekitar satu setengah jam, kami mengahiri membaca dan mengundurkan diri dari Gramedia.
Kami melanjutkan perjalanan ke UIN lagi. Karomah ada tugas wawancara agama Budha bersama kelompoknya, aku mau ikut (hehe, jangan ngiri). Kami berangkat berempat. Aku, Karomah, Umar, dan Arif. Kami menuju ini:
 
Umar bertanya-tanya ke petugas Vihara, dan sayangnya kami belum bisa wawancara hari ini. Kami disuruh menunggu hari minggu. Kami lalu muter-muter lagi, nyari-nyari Vihara lagi. Nihil, kami tak menemukan Vihara dan terdamparlah kami di sini :
alun-alun utara pas ada konser global tv seru

Eh iya, pas kami di sini ada bapak penjual bakso kasian banget, atapnya ambruk diterpa angin...
Jujur ya, jujur banget, kami berempat pengin nolongin...tapi,hehe ga tau kenapa kaki kami ga juga bergerak ke arahnya(sama aja dong?hehe gpp, lumayan dapet niatnya)huuuuu
Kami memutuskan pulang, tapi dasar ini jiwa memberontak ga mau pulang (ihhh) , kami belum puas dengan apa yang kami dapat tadi, mumpung naik motor juga masa ga dapet apa-apa..hehe.
Kami memutuskan pergi ke Museum Perjuangan,hehehe : ih kurang kerjaan banget ya? Ye..ya engga lah...pasti nanti ada pelajaran yang kami dapat.

Kami sebenarnya bingung karena tempatnya itu sepi. Kami di bantu petugas, dan kami disuruh milih mau masuk museum perjuangan atau museum sandi negara?  Waah ada museum sandi negara, akhirnya kami ga rugi-rugi banget dateng ke sini. Museum perjuangan itu kan udah biasa yah, isinya pasti patung-patung pahlawan sama benda-benda yang mereka gunakan, maka dari itu kami memilih museum sandi negara kebetulan juga kami belum tau apa-apa tentang persandian negara.

Kami dipandu oleh mbak-mbak berambut panjang yang murah senyum dan selalu minta maaf (hehe, terlalu baik sih orangnya).
Masuk pertama disuguhi tulisan seperti ini : 
Terus kami liat-liat ini :
 Ini namanya The Sumerians. Setiap lambang2 di situ ada artinya loh..tapi ga paham aku.
 Ini Leon Alberti.
 Ini buku dan tas yang dipakai bapak Rubiono Kertopati dalam menjalankan tugas persandian negara. Siapa bapak Rubiono? Beliau adalah pendiri lembaga sandi negara kita. Banyak dokumen rahasia negara yang beliau sampaikan dengan sandi-sandi tertentu agar tidak diketahui musuh.
Kalo ini, diorama tempat menjalankan tugas persandian tersebut, tempatnya di Kulon Progo agak jauh dari ibu kota, supaya aman. Tapi, katanya tetep aja ada yang memata-matai. 
 Ini namanya Torso Tatto, dia adalah budak yang oleh majikanya disuruh menyampaikan pesan. Dia orang persia. Dia berkorban dengan mau dibotaki, lalu di kepalanya di tulis pesan yang berbunyi : Attack On July. Pesan itu disampaikan kepada menantu majikanya setelah rambut di kepalanya tumbuh.
 Ini salah satu mesin sandi modern yang digunakan di Indonesia.
 Ini, Cardan Grile. Isinya tulisan biasa, tapi kita bisa menyampaikan pesan dengan melubangi kertas dan mengepaskan pada kata-kata yang ingin kita susun.
 Ini petikan kata pak Rubiono. Maksudnya sangat jelas, seandainya satu orang saja khilaf dan menyampaikan rahasia negara maka negara bisa runtuh seketika itu juga. Oiya, kami juga dijelaskan tentang penyadap. Jadi ternyata banyak sekali sesuatu yang rahasia di dunia ini yah. Banyak juga yang menjadi penyadap dan pengin tahu rahasia orang. Kepo gitu kali yah..
 Itu pasti foto aku..hehe, eh Mr. Tatto senyum pas foto bareng aku yaa...
 Itu aku di depan Museum, ada sepeda anak-anak yang main-main di situ.

Setelah cukup puas di jelaskan ini itu, kami jadi melongo : “Wah, kuper banget kita ya, masa ga tau apa-apa tentang sandi-sandi berikut seluk beluk dan sejarahnya..kemana kita selama ini heeyy”

Ya itulah teman, memang seperti yang dikatakan para filsuf bahwa kita itu harus tahu apa yang kita tahu dan yang tidak kita tahu supaya kita bisa tahu diri lah setidaknya. Sekarang sadar kan, banyak sekali yang tidak kita tahuu.......maka kita harus semakin ingin tahu...lalu belajar menjadi tahu...tapi harus tetap sadar dengan luasnya pengetahuan Tuhan..sehingga kita tetap harus tahu apa yang tidak kita tahu....di atas langit masih ada langit tahuu..eh, makan tahu yuk :D 




Kalo masih pengin tahu, dan semoga bener-bener pengin tahu silahkan pelajari selengkapnya di sini : http://www.lemsaneg.go.id/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=67&Itemid=147

Tidak ada komentar:

Posting Komentar