Rabu, 03 April 2013

Filosofi "Biru dan Merah Jambu"





Namanya juga sastra, terserah kita dalam mengartikan sesuatu. Kita diajarkan tentang kebebasan di dalam sastra. Bebaskan pikiran kita untuk memahami sesuatu. Bebaskan kita untuk mengekspresikan sesuatu. Masuk akal ataupun tidak, itu tidak masalah, namanya juga seni.  Hampir menuju area filsafat sih. Loh, jadi apa nih? seni, sastra, atau filsafat? hehe terserah, pokoknya bebas dehh. Sekarang mari kita coba untuk mengkaji tulisan "Biru dan Merah Jambu".


Tinta ini mengisahkan tentang rasaku yang biru. Meski hanya menari-nari di atas secarik kertas, namun aku berharap kebiruan rasaku mampu membawamu ke nirwana.


Tinta itu cairan yang digunakan untuk menulis. Penulis berusaha mengungkapkan rasa yang ada di dalam hatinya dengan tinta ke atas secarik kertas. Ini lebih sebagai "Curhat" atau "Nulis diary". Kenapa hanya secarik kertas? Karena, bagi penulis bahkan ia sampai tidak bisa banyak berkata-kata untuk menjelaskan isi di hatinya. Tulisan di secarik kertas itu diharapkanya sedikit mewakili perasaanya yang biru. Menurut perspektif penulis, biru itu melambangkan rasa yang dalam dalam kerinduan. Tenang, sejuk, dingin,...baginya kerinduan itu seperti itu. Penulis berharap, kerinduanya terhadap kekasihnya dapat membuat sang kekasih merasakan surga (nirwana) cinta. > Ini harapan yang terlampau tinggi, terlalu menghayal.


Hai kau, tega kau buat rasa ini biru. Biru bagai langit tanpa awan dan mendung.


Penulis sedikit menaikkan tekanan pada ucapanya, untuk menegaskan bahwa penulis merasa kekasihnya telah benar-benar membuatnya rindu setengah mati. Lambang langit tanpa awan dan mendung, berarti sepinya penulis tanpa kekasihnya itu.


Ketika kau membaca birunya rasaku, kau akan paham dengan merah jambu yang menyelimuti hatimu. Ia (Merah Jambu), juga akan menghangatkanmu ketika aku menumpahkan rinduku yang pekat di atas secarik kertas itu.


Penulis berharap lagi, kekasihnya akan membaca sepenggal curahan hatinya, dan setelah itu ia akan menyadari rasa cinta mulai tumbuh dalam hatinya = merah jambu dilambangkan rasa cinta oleh penulis, menyelimuti berarti menutupi kekosongan, menghangatkan berarti perasaan cinta yang bersemi. Rindu yang pekat berarti rindu yang kental, atau sangat sangat rindu.


Merah jambu adalah biru yang terbentang sepanjang lembutnya cintamu. Biru adalah rasa rindu yang memerah jambu ketika membawa dahaga.


Orang yang mencintai akan merindukan kekasih yang dicintainya itu, sepanjang cinta itu ada maka sepanjang itu pula kerinduan dirasakanya. Kerinduan akan meumbuhkan cinta, membawa dahaga = menjadikan candu. Orang-orang yang rindu biasanya sedang tercandu asmara (jatuh cinta)


Begitulah, nampaknya dalam sastra memang terlalu banyak melebai-lebaikan, tapi anggun kan?? hehe




Tidak ada komentar:

Posting Komentar