Senin, 22 April 2013

Lihat Dunia

Setelah buka mata, marilah kita melihat dunia. Pahamilah setiap detik waktu kita yang menyimpan makna. Rasakan sentuhanNya, nikmati, dan berbagi...

Hari ke 21 di bulan April, kami melakukan pengembaraan besar (wehhh,,,,seremm), engga ding, cuma main biasa hehe. Setelah memenuhi kewajiban dan rutinitas minggu yang padat, akhirnya kami dapat keluar sekitar jam sembilan pagi. Tujuan kami adalah melanjutkan misi ke Vihara. Namun, berhubung teman-teman Karomah belum mengkonfirmasi, terpaksa kami menunggu dulu. Kami menunggu di XT Square, sambil melihat-lihat fenomena minggu pagi di keramaian dan kebetulan kami belum pernah ke situ, jadi buat tambahan referensi aja lah,hehe.
 
Setelah kepanasan, dan konfirmasi sudah jelass...kami langsung bergegas ke Vihara. Kami naik motor lagi nih teman. Sudah sampai daerah Vihara, teman Karomah belum sampai, terpaksa kami menunggu di tempat bis-bis yang dekat Malioboro sampai lumayan lama. Kemudian kami masuk Vihara. Kami berempat : Aku, Karomah, Arif, dan Umar. Kami bertanya seputar agama Budha.Karena ini bukan tugasku, rasanya aku jadi tidak terlalu memperhatikan apa yang di jelaskan narasumber. Narasumber namanya Mas Upi. Aku hanya mendengar sedikit sekali, aku sempat bertanya juga beberapa yang membuat penasaran. Intinya, agama Budha itu, asalnya dari Nepal, India. Dulu, sang Budha menjalani hidup dengan pertapaan. Kemudian ia menemukan hikmah atau pencerahan tentang arti kehidupan. Kemudian hikmah2 tersebut ditulis oleh asistenya dan menjadi kitab suci Tripitaka. Oiya, inti ajaran Budha itu adalah : Penderitaan, sebab-sebab penderitaan, cara keluar dari penderitaan, dan lepasnya penderitaan. Kalo ajaranya sih isinya sama juga dengan agama-agama lain yaitu mengajarkan berbuat baik, beramal, dan lain-lain. Makanan orang-orang Budha lebih cenderung ke vegetarian. Oiya lagi, di Budha mereka mengenal adanya hukum karma. Kalau dia berbuat baik, pasti akan mendapat kebaikan tapi kalau berbuat jahat juga akan mendapat kejahatan. Atau dalam kehidupan kembali, orang yang hidupnya berbuat baik, nanti di kehidupan setelah mati akan terlahir sebagai manusia, dan yang berbuat jahat terlahir dalam bentuk hewan. 

Agama Budha merupakan agama yang mandiri, tidak lahir karena adanya wahyu tapi hasil dari perenungan. Kira-kira begitu yang aku ingat, (ga nulis coyy) 
Inilah kami di Vihara :

Sebenarnya itu Vihara campur klenteng. Klentengnya yang depan( yang itu) terus Viharanya di belakang, ga boleh di foto. 
Setelah selesai, kami pergi ke Masjid Kauman. Aku dan Karomah kelupaan memfoto. Aku merasa melihat agama kita jadi berbeda. Mungkin efek tadi di Vihara ketika kami melihat agama lain dari sudut pandang yang berbeda. Ketika aku melihat orang-orang sholat, pikranku jadi macam-macam = "ah sholat itu ritual keagamaan, sama seperti orang-orang di Klenteng dan Vihara tadi, apa bedanya agama kita dengan yang lainya?"

Budaya. Itulah kuncinya. Indonesia itu negara yang agamanya sinkretik : agama dan budaya dapat menyatu. Budaya itulah yang kulihat di Masjid Kauman sehingga membuat fikiranku seperti itu. Masjid Kauman itu sangat kental dengan tradisi Jawa. Dan agama-agama orang jawa itu sangat menyatu dengan budayanya, karena itulah tadi aku memandang agama kita hanya sebuah ritual. Hff, betapa berdosanya diri ini. Seandainya agama kita murni, tanpa ada campuran budaya yang mengharuskan ini itu seperti tradisi sekaten, tradisi apa lah macam-macam : sampai menentukan tanggal pernikahan harus dengan mengepaskan hari baik menurut orang dulu? 

Setelah jiwa ini kembali normal, aku baru melangkahkan kaki ke tempat wudhu bersama Karomah. Kami sholat, lalu menuju tempat selanjutnya. 

Kami pergi ke Malioboro. Jalan-jalan,dan.....
Karomah ingin foto bareng turis. Karomah juga ingin minum susu kedelai seperti dulu pas kami jalan bareng. Eh tiba-tiba Karomah nemu penjual susunya. Harganya cuma 1000 coy,,,murah bangett.
Akhirnya keturutan juga kepinginan karomah yang selama ini terpendam....hohohoh

Lihat, cantiknyaa karomah setelah menemukan susu kedelai.....
Eh siapa tu,,udah minumnya sambil berdiri, pake tangan kiri lagii....

kalm kalm,,,itu hanya  pura-pura sob (akting minum),,,biar kalian percaya dengan adanya susu kedelai itu.


Kami melihat buleee.....yeyey
Dengan berjalan berjingkat-jingkat seperti maling, kami mendekati bule itu. Karomah yang pertama menyapa. Kami minta foto bareng dengan susah payah (malu-maluin bgt kami ni,masa mahasiswa ga bisa bahasa inggris...)
Kami ngobrol-ngobrol loh sama Mr bulenya. Kami dapat informasi, dia itu berasal dari Austria, dia suka travelling, dia mau ke Surabaya, Lombok, dan Bali, pekerjaanya social work, umurnya 44 tahun, dan tidak punya istri (maaf kami sebelumnya ga tau kalo pertanyaan umur, dan pernikahan itu ternyata ga boleh ditanyakan ya? gara-gara saking bernafsunya cari informasi mengenai si Mr. bule). Iya, walopun kami terbata-bata, kami senang bisa ngobrol-ngobrol dengan Mr bule itu. Di tengah-tengah, aku mengalami hal memalukan. Waktu aku mau tanya berapa umurnya aku ngomong gini : "Kam years old?" nah, si Mr bule kebingungan tuh. Aduh, aku jadi ikut bingung nih...Aku dan Karomah saling bertatapan, "Gimana sih?"
Terus aku inget-inget lagi : what, who, where, how.....
Karomah bilang : "Eh kok kamu pake Kam sih?, bukanya itu bahasa arab?" 
Gubrak,,,,waaaa ternyataa...aduh malu nihh,,,
Kam itu bahasa arabnya berapa, kenapa aku jadi campur2 ga jelas begini yaa???
Hmm, selama ngobrol tadi juga aku hampir keceplosan terus, pas aku mau bilang "di", hampir yang keluar itu "fi"(bahasa arab, artinya : di), dan lain-lain. Hahaha sok-sokan nih yee.....

Dan yang paling menggregeti adalah, kenapa kami lupa tanya namanya .....waaaa gubrakk....




Mr bule baik baik banget lohh....hehe.
" Yogyakarta is very nice city."
"Nice to meet you...."
hehe, asikk....makasih ya Mr bule, sekarang kami jadi semakin pengin belajar bahasa inggris lagi semakin belajar ngomong sama bule lagi, dan semakin melihat dunia......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar